You never know how much I love you Part 5

Title       : You never know how much I love you Part 5

Author  : Kin♥ a.k.a @Rekindria

Type      : Chapter

Main Cast : Yoona SNSD-Siwon Super Junior

Other cast : SNSD members and Super Junior members

Rating   : PG-15

Genre   : Romance and friendship

Warning! : Fanfic galau! Banyak typo males ngedit soalnya keke~ Don’t plagiat! Karena itu perbuatan dosa #plak. Don’t bashing oke? Karena damai itu indah keke

Ps : Annyeong ~~ Maaf bagi yang gak suka pair ini >< karena sebenernya aku binggung nentuin pair terus temen aku saranin Yoonwon yaudah deh pake pair ini 🙂 Dikarenakan jarangnya Pair ini maka aku mencoba-coba saja keke~

Disc : Plot is MINE. Kalau di blog Kyuyoungshipperindo ini castnya pake Kyuhyun dan Sooyoung dan kalau disana lebih banyak commentnya.. kalau disini -_- 10 orang aja kaga adaT.T tapi aku tetep akan ngepost kok karena aku gak bisa berhenti ditengah jalan hehe. Saran dan kritikan sangat membantu 🙂 Untuk point of view Siwon maaf yah aku gak buat karena disini aku cuma mau nulis point of view yeoja nya aja keke~~

Happy reading ♥

“Ini permintaan maafku padamu Yoong,” ucapnya sambil menuntunku untuk duduk menikmati malam ini. Tak kusangka senyum bahagia mengembang di bibirku.

“Waw, kau menyiapkan semua makanan ini?” tanyaku dengan takjub sambil melihati satu-persatu makanan yang sepertinya enak itu. Sekarang naluri shiksin ku sepertinya sudah mencuat ke permukaan.

“Dasar Shikshin! Baru liat makanan seperti ini matamu seperti habis mendapatkan undian!” ledek Siwon padaku.

“Hahaha, suka-suka.” Jawabku sambil menjulurkan lidahku, meledeknya.

“YoonA-ah, yeayyyy!” histerisnya tiba-tiba.

“Kamu kenapa Siwon? Kamu kehabisan obat?” tanyaku asal karena melihatnya yang aneh.

“Bukan, tapi karena kita menang! Yeay! Kita memang couple yang sweet ya!” ujarnya sambil tersenyum kearahku.

“YoonA-ah! Hujan! Ayo kita pulang!” perintahnya padaku tiba-tiba. Tapi, aku tak menghiraukannya. Tetes demi tetes hujan kini membanjiri wajahku.

“Kau gila? Ini makin deras!” dia masih berusaha merayuku untuk pulang. Dengan sigap dia melindungi tubuhku dari hujan dengan jaketnya.

“Aku menyukai hujan.”  Senyumku kearahnya.

“YoonA-ah?” dia menatapku dengan heran. Tangannya menyentuh pipiku dengan lembut. Tangannya menuntun wajahku untuk lebih dekat dengan wajahnya.

Aku menutup mataku. Membiarkannya melakukan apapun yang dia mau.

—-

                Aku terbangun dari mimpi indahku. Seperti kenyataan yang telah terjadi padaku. Tapi, apakah itu benar sebuah kenyataan? Kenapa aku tak mengingatnya?

“YoonA-ah !” teriak Yuri. Suara Yuri benar-benar menghantam gendang telingaku. Aku pun langsung bersiap untuk ke sekolah sebelum Yuri semakin membuat telingaku benar-benar menyakitkan.

Yuri berlari menuju kamarku dengan senyum mengembang di wajahnya. Aku sendiri tak mengerti akan suasana hatinya yang benar-benar aneh dan tak seperti biasanya. “Bagaimana semalam menyenangkan?” tanyanya dengan alis terangkat, mimik wajah meledek. Aku hanya tersenyum hambar. Benar-benar tak mengerti. Memang semalam terjadi apa?

Mengerti akan aku tak mengerti pertanyaannya. Dia pun langsung menarik tanganku. “Kajja! Kita harus ke sekolah.” paksanya dengan kejam. Aku pun hanya merintih saat tanganku benar-benar sakit ditarik paksa olehnya.

Betapa terkejutnya diriku mendapatkan Siwon sudah rapi menunggu di depan rumahku dengan mobilnya. Yuri pun hanya bisa meledeki diriku habis-habisan. Benar-benar membuat diriku tak berkutik.

“Pangeran menunggu sang putri,” ucap Yuri dengan suara yang sangat dibuat-buat. Membuat diriku tertawa dan ingin memukul sahabatku yang cantik itu.

“Ada apa kau disini?” tanyaku dengan memandangi dirinya dari atas sampai bawah dengan tatapan heran.

Dia hanya tersenyum penuh arti dan mengulurkan tangannya. “Ayo cepat! Aku tak akan memberikan kesempatan kedua.” aku pun memberikan tanganku. Benar-benar seperti pangeran yang menjemputku. Yuri, hanya tersenyum geli.

Siwon benar-benar berubah. Aku tak mengerti akan tingkah lakunya sekarang. Kenapa ia begitu memperhatikan diriku? Apa aku yang terlalu berfikiran jauh? “Kau benar-benar  kencan dengannya?” tanya Sunny saat ia melihat aku dan Siwon jalan bersama ke kelas. Aku berani jamin pikiran semua anak kelas pasti sama dengan Sunny.

Aku hanya tersenyum malu. Benar-benar membingungkan. Lagi pula,  Siwon tak pernah bilang bahwa ini benar-benar kencan. “Anio,” jawabku seraya menyambar buku-buku ku. “Aku jadi semakin curiga padamu,” ujarnya dengan tatapan menyelidik. Benar-benar menyeramkan.

“Aku fikir kau tak menyukainya” ucap Tifanny yang tiba-tiba menyambar obrolan kami. Dengan tatapan mengejeknya dia menatapku.

“Aku memang tak menyukainya!” jawabku dengan nada tinggi. Aku sendiri binggung kenapa aku bisa mengatakan itu? Itu bukan hal yang ingin kuutarakan.

“Benarkah? Kalau begitu aku bisa memiliki Siwon bukan?” ucapnya dengan nada angkuh. Apa ? Jadi dia ingin merebut Siwon dariku?

“Kalau kau mau ambil saja! Aku tak membutuhkan namja pendiam seperti dia!”, aku pun langsung mengebrak meja dan meninggalkan mejaku. Benar-benar menyebalkan. Apa Tifanny menyukai Siwon? Kenapa dia berkata seperti itu?

—–

“Ada apa denganmu YoonA-ah?” tanya Siwon yang memandangi wajahku dengan cemas. Sedangkan aku tak peduli dan masih terus mengunyah makananku,

“Ada apa dengannya?” tanya Siwon ke arah Yuri yang duduk bersebrangan dengannya. Yuri sendiri hanya menggelengkan kepalanya. “Sepertinya kau sangat khawatir ya Siwon?” ledek Yuri dengan tawa khasnya.

“Aish, aku tak butuh ledekanmu,” gerutu Siwon. Yuri pun hanya tertawa penuh kemenangan. “Kalian membuatku pusing,” ujarku dengan nada sedikit membentak. Mereka pun membisu.

Kulirikkan pandanganku keseluruh arah kantin disekolah ini. Mataku menangkap sosok Tifanny yang semakin mendekat kearah kami “Siwon, aku boleh duduk disebelahmu?” tanya Tifanny seraya melirikku dengan tatapan sinis. Hei! Jangan cuma izin pada Siwon! Ada aku juga kan? Kenapa cuma Siwon saja? Apakah kau ingin mencari perhatian? Merusak mood sekali.

Siwon hanya tersenyum garing. Melihatseperti itu, Tifanny mungkin berfikiran kalau Siwon setuju. Benar-benar yeoja menyebalkan. Dia pun langsung mengambil tempat disamping Siwon. Membuat aku dan Siwon terpisah. Jika diandaikan, Tifanny merupakan dinding atau penghalang bagiku dan Siwon.

“Dasar yeoja penggangu!” desis Yuri seperti menyindir Tifanny. Tifanny pun melirik Yuri dengan sinis. Aku langsung menendang kaki Yuri. Menyuruhnya untuk diam. Dia hanya merintih dan memelototi diriku.

Tifanny tak peduli pada tatapan membunuh dari Yuri. “Kau mau makan ini Siwon?” tanya Tifanny manja membuatku ingin muntah mendengarnya. Benar-benar berlebihan. Siwon pun hanya tersenyum kecut. Merasakan dia tak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya tersenyum manis. Jika ia bisa berteriak, dia akan melakukannya. Merasa terjebak pada Tifanny yang memberikannya perhatian lebih.

Siwon menatapku seakan meminta tolong untuk menjauhkan Tifanny darinya. Aku mau saja membantunya. Namun, aku kehilangan moodku. “Engg, aku mau ke kelas dulu ya. Ada pr yang belum dikerjakan,” cegah Siwon saat tangan Tifanny mau menyuapinya. Dia pun bangkit dari  dudukannya dan menarikku. “Kajja, kita harus pergi,” ajak Siwon sambil tersenyum kearahku. Membuat Tifanny hanya meringis.

“Tunggu aku !!” , Yuri pun berlari menyusul aku dan Siwon sebelum kami semakin menjauh.

—–

                       “Dia adalah alasannya,” ucapku. Siwon hanya memandangku seolah tak mengerti. “Dia menyukaimu,” kini aku memperjelas perkataanku. Dia hanya menganggukan kepalanya.

Dia pun tertawa kecil. “Kau cemburu ?” tanyanya dengan memandang wajahku. Membuat pipiku bersemu merah karena malu. Apakah harus aku katakan bahwa aku memang cemburu?

Aku pun mengalihkan pembicaraan, “Sudahlah, katanya mau megerjakan tugas?” aku merogoh semua buku dan mencari buku yang ia inginkan.

Dia menarik tanganku menghentikan kegiatanku. “Aku bercanda. Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu,” kini ia tersenyum manis kerahku. Senyum menawan. Senyuman sempurna yang melengkapi wajah tampannya.

Masih dengan menggengam tanganku ia pun berkata “Aku adalah milikmu jadi kamu tidak boleh cemburu.” Ia pun membelai puncak kepalaku dengan lembut.

“Ayo, sepertinya sebentar lagi akan bel,” ujarnya seraya menarik tanganku meninggalkan taman sekolah.

—-

Aku duduk di sebuah ayunan menikmati secangkir teh hangat tentunya bersama Yuri. Memandang kearah langit yang indah. Suasana kota Seoul saat ini sangat cerah. Aku menenguk teh hangatku. “Aku dengar dari Sooyoung, katanya ia dan Siwon akan pindah di daerah komplek ini?” tanya Yuri dengan mata yang masih tertuju pada novel kesayangannya, Twilight.

“Benarkah?” ujarku seperti tak peduli lalu meneguk teh tersebut lagi. “Kau dengar suara bel? Sepertinya mereka sudah datang!” seru Yuri lalu menaruh novel tersebut ke pangkuanku. “Yah! Tunggu,” seruku lalu beranjak dari dudukanku.

Yuri memutar knop pintu dan sekarang telah ada Siwon dan Sooyoung di depan rumahku. “Kyaaaa, Sooyoung-ah! Ayo cepat masuk. Aku mau bertanya tentang bentuk molekul. Ayo cepat! Dan jangan ganggu dua pasangan sejoli ini oke?” seru Yuri yang langsung menggandeng tangan Sooyoung. Seperti tuan rumah sendiri saja, seenaknya berbicara seperti itu, dasar!

“Sip, ayo cepat nanti kita menggangu mereka,” balas Sooyoung yang melirik kearah aku dan Siwon. Entah apa yang mereka rencanakan. Tapi, sepertinya mereka sangat ingin melihat aku dan Siwon bersama.

Setelah Sooyoung dan Yuri berlari menuju kamarku suasana kaku pun terasa sekarang. Membisu. Tanpa satu percakapan pun. “Apa kau mau kesana?” tanyaku memecah keheningan menunjuk kearah ayunan. Disana suasana sangat mendukung. Bisa bayangkan meminum teh dengan memandangi pemandangan. Pasti itu akan menyenangkan.

“Baiklah,” jawabnya yang berjalan sejajar denganku. “Kau baca Twilight?” tanya Siwon yang mendapati novel Yuri. “Anio, aku tak suka membaca kisah cinta yang benar-benar rumit. Aku rasa jika seseorang saling mencintai itu akan berakhir kan? Kenapa harus ada penghalang? Sangat ribet dan aku tak menyukainya,” jawabku seraya mendudukan diriku di ayunan tersebut. Siwon pun duduk disebelahku.

“Tapi, cinta sejati itu butuh pengorbanan kan Yoong?” tanyanya dengan menatap wajahku singkat. Aku membalas lalu mengalihkan pandanganku,” Cinta sejati menurutku tak akan menyulitkan, jika ia takdir ia akan bersamamu. Tapi, kalau bukan ia akan pergi kan?”

“Seperti aku dan kamu kan Yoong?” tanyanya yang berusaha meraih daguku. Mencium singkat bibirku.

“Aku ingin cinta ini simple dan tak membuatku susah,” aku pun membalas ciumannya dengan lembut.

Aku menunduk malu, “Kau kenapa Yoong?” tanyanya. Aku menatap matanya singkat, “Ini ciuman yang pertama,” ujarku malu-malu.

Dia tersenyum kecil. “Ini bukan yang pertama Yoona-ah. Saat hujan aku menciummu, tapi kau pingsan,” ujarnya. Aku berusaha mengingat kembali. Jadi, itu bukan mimpi? Dia sudah menciumku saat hujan.

“Aku akan buat yang ketiga,” dia mulai berusaha mencium bibirku lagi. “Ehm, apa yang kalian lakukan?” seru Yuri yang berdiri di depan pintu, memandangi kami dengan tatapan curiga. Aku langsung menoleh kearah Yuri dan tersenyum malu.

“Kau sendiri? Apa yang kau lakukan?” tanya Siwon balik. Yuri hanya terkekeh kecil melihat ekspresi kami yang tertangkap basah olehnya. “Aku ingin novelku,” Yuri berjalan kearahku dan mengambil novel miliknya. “Lanjutkan acara kalian,” ucapnya dengan berjalan malu-malu.

“Kita sampai dimana tadi?” tanya Siwon yang langsung menatap diriku.

“Sudah lupakanlah, Kenapa kau pindah?” tanyaku. Well, mendapatkan ia menjadi tetangga baruku cukup membuatku terkejut.

“Untukmu,” jawabnya singkat dengan menatap langit. Aku mengikuti arah pandangannya. Sepertinya hari ini akan hujan salju.

“Apa?” tanyaku dengan nada sedikit dinaikkan membuat ia menoleh kearahku. Ia memandangku singkat dan berkata, “Semua ini karena aku ingin selalu bersamamu,”

Salju turun sedikit demi sedikit. Hawa dingin dapat kau rasakan saat ini juga. “Sudahlah, ini sudah turun salju, ayo masuk,” ia pun menuntun diriku untuk masuk kerumah.

—–

Suasana Seoul yang dingin sangat menggodaku untuk menikmati secangkir kopi hangat. Kebetulan, di daerah tempat ku tinggal ada cafè yang lumayan untuk dikujungi. Setelah sampai di cafè tersebut, aku mengambil tempat yang mengarahkan pandanganmu melihat sebuah kincir angin.

Kuteguk tehku sembari sesekali meniup, berusaha mengurangi panasnya. Mata ku hanya memandang kincir angin yang memutar tersebut. Mataku tak salah lihat? Bukannya itu Siwon dan Tifanny? Baiklah, ini cukup mengecewakan. Bagaimana tidak, sekarang aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mereka berciuman. Dengan mesra. Membuatku hancur.

Aku menghela nafas berharap sakitku reda, tapi itu sia-sia. Karena, itu semakin menyadari ini adalah kenyataan. Kenyataan bahwa cinta Siwon untukku tak tulus. Kenyataan bahwa selama ini ia mempermainkanku. Dan buruknya, aku tertipu. Bodoh. Im YoonA bodoh.

“Hei kau kenapa?” tanya seorang namja yang cukup tampan kearahku. Melihatku dengan cemas, karena air mata telah mengalir di mataku. Aku menoleh kearahnya singkat, “Kau siapa?”

“Kim Jongwoon,” jawabnya singkat seraya mengambil tempat duduk di depan hadapanku. “Mau apa kau?” tanyaku tanpa mempedulikan perkenalannya. Moodku sungguh hancur.

“Aku hanya ingin mencoba menghiburmu,”

“Tadi kau bilang namamu siapa?” tanyaku sok lembut saat mendapati Siwon dan Tifanny masuk ke cafè ini. Berusaha menarik perhatian Siwon agar menuju kearahku. Berharap ia cemburu melihat ku dengan namja didepanku ini.

“Kim Jongwoon, kau?” dia mengulurkan tangannya menjabat tanganku. Aku hanya menyunggikan senyuman. Senyuman tulus, ya setidaknya aku sudah berusaha tersenyum. “Im Yoon Ah,” balasku singkat.

Dia menganguk dan tersenyum,“Aku sudah tau,”

“What?”

“Yoona-ah!” seru Siwon yang langsung berlari kearahku. Lihatlah, dia sangat mesra dengan Tifanny. Benar-benar tak menganggapku?

Annyeong,” balasku singkat lalu menatap Kim Jongwoon dengan manis. Ya Tuhan, ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini?

Siwon menatap ku heran, “Siapa dia?”

“Temanku. Kau sendiri kenapa bisa bersama Tifanny?” tanyaku yang melirik kearah tangan mereka yang saling bertaut satu sama lain. Mungkin mereka tak sadar hal itu. Ya, wajar bagi orang yang sedang merasakan jatuh cinta. Dan menyakitkan melihat ia menyakitiku.

“Aku…dia..” dia menjawab terbata-bata.  “Sudah aku mengerti. Jongwoon-ah, ayo kita pergi dari sini,” aku langsung menarik tangan Jongwoon untuk mengikuti pergi dari tempat ini.

Aku menarik tangan namja yang tak kukenal? Apa kau gila Yoona? Well, sepertinya otakku tak berjalan dengan baik sekarang. “Panggil aku Yesung,” celanya. Aku hanya mengangguk lemah.

“Yoona-ah !” Siwon masih terus meneriakiku. Ia pun menarik tanganku dan berkata, “Aku bisa jelaskan semua Yoong. Tolong, dengarkan aku. Dan kenapa kau bersama dia?” Siwon melirik Yesung dengan sinis.

“Dia adalah pacarku,” ucapku yang lalu menarik Yesung agar mencium bibirku.

TBC

Satu tanggapan

  1. Thor..
    Kayaknya YoonWon baru jadian, knpa Siwon selingkuh.. Aku gak terima.. >.< *bunuh tiffany*
    Knpa cma dri sudut pndang Yoona, aku jdi bingung dgn perasaan Siwon

Tinggalkan Balasan ke deka Batalkan balasan