Other Side 9

Other Side 9

Title : Other Side
Author : Qey.Yeonsone a.k.a kikiy
Main cast : SNSD’s member
Other cast : Temukan sendiri!
Rating : PG 15
Length : Chaptered
Genre : Mystery, Thriller
Disclaimer : all is mine except the cast

~~

~semakin sulit untuk mengendalikan semua ini~

~~

Taeyeon mengangkat koper hitamnya ke dalam van SNSD. Mengikuti apa yang dilakukan beberapa dongsaeng-dongsaengnya sebelumnya. Hari ini, sesuai kesepakatan bersama, SNSD diungsikan ke apartemen baru di pinggiran Seoul demi keselamatan mereka. Taeyeon duduk disamping Tiffany yang nampak tengah membetulkan letak kucirnya.

Taeyeon menyandarkan kepalanya di jendela van saat dirasakannya van mulai berjalan. Membelah jalanan kelabu kota Seoul dan perlahan meninggalkannya. Pohon-pohon, gedung, dan bangunan nampak berlari melawan arah laju van mereka. Taeyeon memejamkan matanya, mengurangi rasa pening yang sedari tadi ia rasakan.

~~

“Taeng, ireona. Kita sudah sampai.” sebuah bisikan kecil, namun mampu membuat Taeyeon terjaga.

Taeyeon beberapa kali mengerjapkan matanya. Menghilangkan kabut putih yang terasa menghalangi pandangannya. Taeyeon mendapati Tiffany sedang tersenyum ke arahnya.

“Kau sudah bangun? Kajja turun. Kita sudah sampai.” ajak Tiffany.

Taeyeon mengedarkan pandangannya. Namun, tak menemukan yang lainnya. Hanya mereka berdua.

“Mana yang lain?” tanya Taeyeon.

“Sudah turun terlebih dahulu.” jelas Tiffany. “Ya sudah, kajja.”

Taeyeon menggendong backpacknya. Lalu menarik gagang kopernya. Ia keluar dari van. Namun matanya terbelalak memandang pemandangan di depannya.

Sebuah kawasan yang mungkin sedikit jauh dari kota. Tapi mungkin masih di Seoul. Tidak terlalu ramai, dan juga tidak terlalu sepi.

Yang membuat Taeyeon terbelalak adalah bangunan yang cukup tinggi yang ada di depannya sekarang. Apakah ini yang dimaksud apartemen baru SNSD?? Namun ditilik sekilas bahkan bangunan ini sama sekali tidak seperti apartemen. Eung~ rumah susun mungkin?? *-___-*
Bangunan tua dengan tembok kusam. Cat terkelupas dimana-mana, jamur kekuningan membercak sana-sini, jendela coklat kusam, bahkan lebih buruk dari kandang anjing Taeyeon di Jeonju. -___-

Di sekitar apartemen banyak toko-toko kecil yang keadaanya tidak jauh berbeda dengan apartemen itu. Pepohonan masih mendominasi di sana-sini, membuat keadaan sekitar lebih asri dan hijau. Jauh dari kata polusi.

Tanpa Taeyeon sadari, ia dan Tiffany sudah menjejeri Yoona, Sunny, Hyoyeon, dan Jessica yang nampak terperangah melihat bangunan itu.

“Apa kita tidak salah alamat?” tanya Hyoyeon.

Yoona mengecek kertas yang nampak ia pegang, beberapa waktu kemudian ia menggeleng.

“Aigoo~ bahkan ini lebih buruk dari dorm pertama kita.” pekik Sunny.

“Aku tidak yakin bisa tidur disini.” keluh Jessica.

Taeyeon memandang malas ke arah tiga orang manusia itu. Ia memutar bola matanya.

“Setidaknya kita aman disini.” sanggah Yoona.

Tiffany mengangguk-angguk.

“Aku parkirkan dulu van-nya. Kalian masuk saja dulu.” ucap Hyoyeon.

“Gurae…” balas Yoona.

~~

Taeyeon mendorong pintu kaca kusam yang ada di depannya. Diikuti 4 orang yeoja lainnya yang mengekor dibelakangnya.

Ia mengelilingi ruangan lobby apartemen itu dengan matanya. Yah, memang bagian dalamnya lebih baik dari luarnya. Cat di dalam lebih baik dari cat luar yang sudah sangat parah. Meja-meja ditata rapi seperti meja rumah makan, mungkin lobby ini difungsikan sebagai restoran juga. Di tengah ruangan, tergantung lampu kristal yang teronggok manis. Ujung-ujung kecilnya sedikit bergoyang-goyang tertimpa angin. Taeyeon mengalihkan pandangannya ke bawah, memandang lantai marmer yang berpola abstrak itu. Ia sedikit terkejut karena ternyata apartemen itu berlantaikan marmer. Sungguh, dalam dari apartemen itu jauh berbeda dengan luarnya.

Taeyeon melintasi lobby apartemen yang nampak kecil dan sederhana itu menuju meja resepsionis.

Lain dengan resepsionis pada umumnya yang biasanya wanita muda nan cantik, resepsionis ini adalah seorang halmonie. Halmonie yang berwajah teduh, memakai celemek berenda berwarna pink, rambutnya yang sebagian besar berwarna putih itu tersanggul rapi keatas. Ia menampilkan senyum bersahabat pada gadis-gadis yang menjadi calon tamunya itu.

“Annyong haseyo, agasshi. Achime… Apa kalian berniat membeli apartemen baru?”

“Ne, halmonie. Kami butuh satu flat.”

“Baiklah, ada beberapa flat yang kosong disini. Chankamman, saya cek dulu.”

Halmonie itu nampak memakai kacamata berbingkai emasnya. Ia lantas memeriksa sebuah buku.

“Ada beberapa flat yang kosong di lantai paling atas, yakni lantai 6. Ini kuncinya, dan silahkan kembali lagi lalu untuk menyelesaikan keuangan di bagian administrasi di lantai 2.”

“Ne, kamsahamnida halmonie.” Taeyeon mengangguk sopan lalu menerima kunci yang disodorkan halmonie itu.

~~

Jessica melipat tangannya dengan kesal.

“Aku tidak suka apartemen ini!” ketusnya.

Tiffany dan Taeyeon mendengus secara bersamaan.

“Onnie, kau sudah mengatakannya untuk keempat kalinya.” timpal Yoona kesal.

“Diamlah, kau bodoh! Cih, aku tahu kau pasti sudah terbiasa dengan tempat murahan seperti ini!” balas Jessica kesal.

Yoona memandang Jessica sedih. Melihat itu, Tiffany menepuk-nepuk pundak Yoona. Mereka berenam sudah sampai di depan lift.

“Cih, aku bahkan tidak menyangka mereka punya lift.” cerca Sunny.

“Jangan-jangan ini mudah rusak karena murahan? Aku tidak mau kita terjebak di dalam lift yang rusak.” seru Hyoyeon.

“Kau terlalu banyak menonton film Hyoyeon. Kalau kau takut, lewat tangga darurat saja.” balas Taeyeon malas.

Hyoyeon mendengus.

~Normal PoV end~

~~

~Taeyeon PoV~

Ting! Pintu lift terbuka. Aku kembali menyeret koperku keluar lift.

“Flat nomor 45… nomor 45…” gumam Yoona di sebelahku.

“Sepertinya disebelah sana.” tunjukku pada satu arah.

“Ah, sepertinya begitu.”

Kami berenam berbondong-bondong kembali menyeret barang bawaan kami yang berat.

“Ah, benar. Ini dia.”

Aku dan kelima dongsaengku menatap pintu berwarna putih yang tampak diukir dengan ukiran tumbuh-tumbuhan. Cantik sekali. Meski aku heran, ada berapa banyak flat di apartemen ini? Sempat-sempatnya mereka membuat ukiran di setiap pintu. Aish, itu tidak penting.

“Jadi ini flat kita?” tanya Sunny.

“Sepertinya tidak besar.” cela Jessica.

Tanpa memperdulikan ocehan dua orang itu, Yoona membuka kunci lalu membuka pintunya perlahan-lahan.

“Sudahlah… aku sudah ingin istirahat sekarang. Jika kalian tidak mau tinggal cari saja hotel atau penginapan mewah untuk kalian sendiri.” ujar Tiffany.

Aku mengangguk mengiyakan.

~~

Tanpa perdebatan lebih lanjut, kami memasuki flat itu. Aku meraba tembok mencari saklar lampu.

-cklik-
saat lampu dinyalakan, keadaan sekitar pun menjadi terang. Membuat penglihatanku mulai bisa menyesuaikan diri.

Kami mengedarkan arah pandangannya masing-masing. Menuju ke segala penjuru arah flat itu. Mengamati setiap inchi dari flat baru kami itu. Tidak terlalu lebar, dan tidak terlalu sempit. Sebuah ukuran yang pas. Di setiap sudut ruangan menonjolkan sebuah sisi kesederhanaan. Sebuah kesan yang baik, aku menyukai ini. Perabotannya pun tidak terlalu mewah. Semuanya terbuat dari kayu berwarna coklat.

Aku menjelajah flat itu. Hanya ada 2 kamar, 1 dapur, 1 kamar mandi, ruang tengah, dan ruang tamu. Lumayan. Entah kenapa aku sangat menyukai flat ini.

“Well, kita sepertinya harus membersihkan ini semua.” cetus Tiffany.

“Ne, ini masih sedikit kotor.” timpalku setuju.

“Merepotkan.” desis Jessica.

~~

Kami baru saja selesai membersihkan seluruh apartemen. Tentu saja dihiasi dengan gerutuan dan makian Jessica. Ditambah Sunny yang sedari tadi tidak pernah mengerjakan tugasnya dengan baik. Sedangkan Hyoyeon hanya diam. Ia hanya membersihkan apartemen dengan keheningan. Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Tiffany menghampiriku dan memberikan sekaleng minuman dingin. Aku tersenyum dan menerimanya. Dalam sekejap, kuteguk semuanya tanpa tersisa. Aku mengambil remote tv. Memang tv yang ada di situ bukanlah tv LCD 3D seperti yang kami punya di Seoul, hanya tv 21′ inch biasa. Tapi biarlah, toh sama-sama bergambar dan bersuara.

Aku mencari-cari channel. Tidak sebanyak tv kami, yang menyiarkan tv internasional juga. Disini jangkauannya hanya sebatas saluran-saluran lokal saja. Aku terhenti pada sebuah berita yang cukup menarik perhatianku. Hey, bukankah itu kami??

Aku memandang Tiffany. Sedemikian halnya dengan Tiffany, ia pun memandangku heran. Detik berikutnya, kami berdua kembali menatap lurus kedepan. Menatap tv dengan headline ‘Keterpurukan SNSD’

~Seperti yang kita tahu, So Nyuh Shi Dae. Girlband bentukan SM Entertaiment, baru-baru ini mendapatkan musibah besar. Dimana ketiga membernya meninggal dunia secara tidak wajar. Sang maknae, Seo Joohyun atau yang lebih kita kenal sebagai Seohyun meninggal dengan tragis dibunuh seorang fans. Lalu Kwon Yuri, meninggal karena kecelakaan yang merenggut nyawanya. Sedangkan yang terakhir Choi Sooyoung, meninggal karena dibunuh oleh orang yang tidak dikenal. Kami berusaha menemui awak Girlband yang juga disebut Girls Generation ini, kami mencari di apartemennya. Namun, yang kami temui hanyalah polisi disana. Kemanakah semua member snsd yang lain?~

Dahi Taeyeon berkerut heran. Begitupun Tiffany.

~Kurang perhatiannya semua member dari sang leader, dinilai menjadi alasan utama meninggalnya ketiga member itu. Kim Taeyeon, leader SNSD disebut-sebut sebagai sosok leader yang cuek, galak, dan mau menang sendiri. Dia…~

-click-
Tv mati. Namun mataku terasa panas. Aku mengerjap, namun justru membuat air mataku jatuh.

“Ck, berita murahan.” cela Tiffany belum menyadari bahwa aku menangis.

Tangisanku semakin menjadi. Semakin keras. Dan aku tidak dapat mengendalikannya. Tiffany merangkulku. Serta merta terisak disampingku.

“Gwenchana, Tae. Ini bukan salahmu. Ini takdir Tae.” isak Tiffany.

Aku menggeleng kuat.
“Aniyo, ini semua salahku. Berita itu benar adanya. Aku tidak memperdulikan adik-adikku. Aku tidak menjaganya dengan baik. Aaaarghh~~” jeritku frustasi.

Kini Tiffany yang menggeleng.
“Ini bukan salahmu, ini bukan salahmu… hiks…”

Dalam keheningan. Hanya isakanlah yang terdengar. Ya Tuhan… Kapan kau menghentikan semua ini?

~Taeyeon PoV end~

~~

~Normal PoV~

Karena hanya ada dua kamar, Taeyeon tidur bersama Tiffany dan Yoona. Sedangkan Jessica bersama Sunny dan Hyoyeon. Taeyeon terjaga. Ia memang sengaja tidak tidur. Ada suatu hal yang hendak ia lakukan.

Ia mengamati Tiffany dan Yoona di sebelahnya. Terlelap. Tertanda dengan teraturnya nafas mereka berdua.

Taeyeon turun perlahan dari tempat tidur. Ia pun sengaja tidak memakai sandal rumah. Agar langkahnya tidak terdengar. Ia ingat, semua tas member snsd masih bertumpuk di ruang tengah. Taeyeon ingin memeriksanya satu-persati. Mungkin saja ada barang mencurigakan yang dibawa Jessica, Sunny dan Hyoyeon.

Ketika sampai di ruang tengah. Taeyeon menyalakan senternya. Mula-mula ia membuka tas milik Jessica. Awalnya memang tidak ada yang mencurigakan, semuanya barang yang sewajarnya. Namun Taeyeon melihat sebuah bungkusan. Bungkusan yang sangat rapih. Taeyeon perlahan membukanya, karena tidak sabar, ia menyobek plastik penutupnya. Dan Ya Tuhan…

Taeyeon menutup mulutnya yang menganga lebar. Bungkusan itu berisi pisau kecil, racun tikus, sarung tangan karet, dan tali.

“Sudah kuduga.” bisik Taeyeon di dalam hati.

Ia lantas membuka tas Hyoyeon. Taeyeon tidak menemukan apapun. Tapi, saat ia membuka resleting kantong paling dalam. Ia memegang sesuatu, tabung-tabung kecil dengan ujung runcing.

“Apa ini?” bisik Taeyeon.

Ia berusaha meraih benda itu. Saat yakin salah satu dari sekian banyak benda itu ada ditangan Taeyeon, ia mengangkat senternya. Hampir saja ia hendak menjatuhkan benda kecil itu jikalau tidak ingat mungkin saja benda itu akan menimbulkan suara gaduh.

Benda itu peluru. Ini hanya salah satu. Di dalam masih banyak. Dari mana hyoyeon mendapat ini semua?

Taeyeon melanjutkan penelusurannya. Ia membongkar tas Sunny. Ia menemukan isi yang hampir sama dengan isi tas Jessica. Taeyeon mengatur nafasnya yang berderu cepat. Ia menarik nafas sejenak. Taeyeon mengambil pisau besar yang bersemayam di tas Sunny. Diamatinya. Itu pisau dapur milik Hyoyeon. Mungkin Sunny yang mengambilnya dari dapur, layaknya apa yang dilakukan Sooyoung.

Tiba-tiba, sebuah tangan merebut pisau yang sedang diamati Taeyeon. Taeyeon sontak menoleh cepat. Dadanya bergemuruh cepat saat menyadari siapa yang mengambil pisau itu. Sunny. Ia nampak menatap Taeyeon dengan tatapan tidak suka karena dengan lancangnya menggeledah tas Sunny.

Taeyeon menelan ludah pahitnya. Semakin tegang menatap Sunny di depannya yang tengah menatap sinis dirinya.

“Sedang apa kau?” desis Sunny.

Taeyeon tercekat. Lidahnya mendadak kaku. Ingin sekali ia tinggalkan tempat itu, meninggalkan Sunny yang menatapnya buas.

“A… Aku… Tidak ada.” jawab Taeyeon berbohong.

“Lantas apa ini?” tanya Sunny datar. Sambil memperhatikan pisaunya.

“A.. Aku. Hanya s… salah tas saja.” sahut Taeyeon lagi dengan bergetar.

“Jinjja?”

Kini Sunny semakin mendekat. Mulutnya kini menyeringai senang, seolah baru saja mendapatkan mainan baru. Sedangkan Taeyeon, terlihat terbelalak. Nafasnya memburu, membuat dadanya naik turun. Ia merangkak mundur. Menghindar dari Sunny yang mulai mengangkat pisaunya.

Terlambat bagi Taeyeon untuk bangkit dan berlari, Sunny sudah lebih dulu menginjak kedua kaki Taeyeon. Ia naik ke betis Taeyeon, membuat Taeyeon mengerang.

“Ahh… Pergi! Apa yang akan kau lakukan padaku?” erang Taeyeon. Rasa sakit menjalar di tulang kaki Taeyeon, menahan berat badan Sunny.

Sunny menginjakkan kakinya ke perut Taeyeon dengan keras. Membuat si pemilik perut lagi-langi mengerang.

“Apa yang akan kulakukan? Apa ya?” kekeh Sunny lalu mengangkat pisaunya lebih tinggi.

ZZZAAP! BRAK! AAAARRRGGHHH……..

~~

END of Part 9

~~

hahahahahaaa… Bangga men-TBC-kan disini. :3

bagaimana? bagaimana?
Dapet feelnya? Tegang? Ato malah ga krasa apa2? -___-

just comment… ^^b

saia kasi teaser part END yah??
“Hiks… Fany-a! Palli bangun!”
“APA YANG AKAN KAU LAKUKAN?”
“LEPASKAN AKU!”
“Hahahaha… Akan ku hancur-leburkan!”
PRANG!
^
|
|
teaser macam apa itu? –‘
ya sudah, see ya next part alias part END. Hahahahaha~

Satu tanggapan

  1. Daebakk chingu!!!! Sumpah aku jdi tegang sendiri baca nie FF, feelnya dapet banget chingu.
    FFnya keren banget! Next part di tunggu yah chingu 🙂
    Hwaiting!!!!

Comment Please ^^ Don't Be Siders okay ;)