The Words I Can’t Say – Minho Krystal [Oneshoot]

Author : Kim Hyora
Tittle : The Words I Can’t Say
Cast :
– Jung Soo Jung ‘Krystal’ [f(x)]
– Choi Minho [SHINee]
Rating : PG 13+
Genre : Sad Romance
Summary : Aku ingin sekali mengatakannya padamu Minho-Kun.. tapi, kenapa kau tidak mau mendengarnya?
Disclaimer : MINSTAL PUNYA AUTHOR TITIK! xD

***

Huaaa, hai! udah lama banget nih Hyora ga main kesini. Habis banyak tekanan habis masuk IPS {oke, curhat -_-].
Buat yang MinsTal Shipper baca ya, ya, ya!! ini emang ga jelas sih, soalnya bikinnya buru-buru banget waktu Hyora nggak punya pulsa [Apa hubungannya -_-]D
Dan ini pun ngambil dari komik karena menurut Hyora ceritanya menarik banget buat MinStal. Maaf ya, kalo ga suka. tapi jangan di bash akunya [Pede nian diriku hihi xD], soalnya Hyora juga nyontek dari komik [nyebut lagi -_-].
Tapi mendingan kalo nggak suka jangan di komen gapapa deh. Tapi, tapi, kalo misalnya suka komennya harus panjang yaa~~ *wink wink* ^,~ {iuh sok imut -_-]
Eh, ini pertama kalinya nulis pesan sepanjang ini -_- cerewet ya? Yaudah daripada panjang, langsung dibaca aja yaa ~~

***

The Words I Can’t Say
SHINeEffects
-Minho&Krystal-

Kembang api di kejauhan bercampur dengan angin musim panas. Aku membuat janji dengan orang yang paling aku sayang. Namjachingu-ku. Saat itu aku menunggunya di taman kota, duduk di kolam bulat ditengah taman dan menatap jam dinding yang disediakan disana.

Pukul 7 lewat 10 menit.

DORR! DUARR! DUARR!

Aku bisa mendengarkan kembang api musim panas itu dari kejauhan. Samar, namun terdengar keras. Aku memejamkan mataku sebentar, merasakan angin musim panas di malam hari sambil menunggu namjachingu-ku datang.

“Krystal-chan!”

Aku membuka mataku pelan. Namjachingu-ku sudah datang. Dia terengah-engah, sepertinya sehabis berlari. Aku tersenyum padanya, senyum getir yang entah kenapa membuatku ingin sekali menangis.

“Kenapa malah tersenyum?! Kau tahu kan yang namanya pesta kembang api itu paling tidak harus menggunakan yukata!” teriaknya kesal. Aku terdiam. Benar juga. Ini kan di Jepang, bukan di Korea. “Kencan pertama di musim panas dengan kembang api dan yukata. Kenapa tidak pakai yukata-nya?!”

Aku menghela napas. Mungkin bajuku aneh, ya untuk pesta kembang api? Dress pink dengan ujung lengan yang agak berenda dan melebar. Tapi banyak yang tidak memakai yukata, kok. Contohnya saja Sulli. Tadi aku melihatnya sekilas tanpa yukata.

“Ah, maaf Minho-kun.” kataku pelan.

“Aniyo! Tidak perlu minta maaf. Aku suka kau yang seperti itu, kok.”

Bagaimana sih? Tadi bilang aku harus pakai yukata, sekarang dia suka aku yang seperti ini. Maunya apa? Hmm, mungkin dia gugup? Aku tidak tahu, yang jelas, dia langsung menggandengku dan membawaku ke tempat yang banyak orang melihat kembang api.

Aku tersenyum, kami memang baru berpacaran seminggu. Minho teman sekelasku yang selalu mengatakan suka padaku. Dan hari ini, aku akan mengatakan suka padanya. Aku harus bisa mengatakan suka, karena aku ingin dia tahu kalau aku juga sangat menyukainya.

Aku dan Minho berdiri dijembatan yang terlihat banyak kembang api. Di sekeliling kami juga banyak orang yang melihat. Sedang asik menikmati kembang api, tiba-tiba Minho memelukku. Aku yang kaget langsung melepaskan pelukannya dan menjerit kecil.

“Kau ini kenapa? Memangnya aku seperti orang mesum apa!” kesalnya. Aku diam.

“Habis kau tiba-tiba memeluk begitu kan aku jadi terkejut.” keluhku. “Lagipula, disini kan banyak orang.”

“Huh, tidak apa-apa kan? Aku sangat senang bisa berpacaran denganmu, Krystal-chan. Sudah setahun aku menantikan hubungan ini, pikirkan juga perasaanku, dong.”

Aku diam. Memang benar, sejak awal kepindahanku ke Jepang, dia selalu mengatakan suka padaku. Dia selalu bilang kalau dia suka, dan aku selalu menjawabnya dengan penolakan. Bukan karena tidak suka…

“Yah, aku tahu kok kalau Krystal yang baik hati ini menerimaku hanya karena kasihan.” Minho berusaha tertawa, tapi tawanya itu, sama sekali tidak lucu.

“Ah, bukan, bukan begitu maksudku. Aku, aku..”

“Apa? Kalau ada yang ingin kau katakan, katakan saja.”

Entah kenapa, lidahku terasa kelu. Walaupun aku memang menyukai Minho, tapi entah kenapa aku tidak bisa mengatakannya secara langsung. Aku tidak bisa bilang padanya kalau aku memang menyukainya, sangat!

***

~Flashback : ON

Waktu itu, hari upacara tahun ajaran baru. Aku datang sebagai murid baru di Japan High School itu. Dan pertama kalinya, Minho-lah yang menarik perhatianku. Dia menyalakan kembang api saat kepala sekolah sedang bicara. Dia berkata dia bosan karena kepala sekolah hanya terus bicara dan bicara. Dia, dia mampu mengalihkan pandanganku terhadapnya.

Aku sangat terkejut dengan ucapannya. Dia berbeda sekali denganku. Aku selalu memikirkan kata-kata yang pantas aku ucapkan agar tak menyinggung perasaan orang lain. Tapi Minho, dengan mudahnya selalu berkata seperti itu.

“Krystal-chan, aku menyukaimu.” katanya saat aku dan dia kebagian tugas piket saat pulang sekolah. Aku berusaha mengabaikannya dengan mengepel lantai. Tapi dia terus berceloteh, membuatku sulit berkonsentrasi.

Aku hanya yeoja cupu yang tidak pantas bersanding dengan Minho. Aku tidak cantik, pakai kacamata dan selalu membawa buku. Terlebih, aku ini anak yang pendiam, tidak pernah mau berbicara dengan siapapun, kecuali pada keluargaku sendiri.

Aku berpikir, benarkah Minho menyukaiku? Benarkah dia tidak malu menyukaiku? Aku bahkan berpikir, mungkin setelah kami pacaran, dia akan cepat merasa benci padaku.

~Flashback : OFF

***

“Maafkan aku.” kataku saat Minho membawaku ke sebuah tempat yang penuh dengan rumput, namun sepi dan dapat melihat kembang api dengan jelas.

Tiba-tiba Minho menutup kedua telinganya dengan tangan dan menjulurkan lidahnya. “Jangan minta maaf! Aku seperti sedang ditolak tahu!”

“Ah, iya. Tapi yang kumaksud bukanlah maaf itu. Tapi..” Ah, wae? Kenapa aku tidak bisa mengatakannya dengan baik di pesta kembang api seperti ini?

Kemudian Minho merengkuh leherku dan menempelkan bibirnya di bibirku. Aku yang terkejut langsung mendorongnya dan menatapnya tidak percaya. Ya Tuhan, ciuman pertamaku, dengan Minho.

“Aku akan memaafkanmu jika kau menyukaiku.” bisiknya pelan tepat di telingaku. Aku lagi-lagi hanya bisa diam. “Satu kali kembang api, satu kali aku menciummu.”

DOR DOR DOR!!!

Minho menoleh dan mendapati banyak kembang api di langit. Aku tetap diam, memikirkan sebanyak apa ciuman yang akan Minho berikan padaku. Dan aku juga memikirkan, apakah dengan ciuman, perasaanku akan tersampaikan walaupun hanya sedikit. Tapi kurasa tidak.

Minho kembali mendekat, dia akan melakukan ciuman lagi padaku. Aku menutup mataku rapat-rapat, aku belum siap.

“Hahahahahahahahaha!!” aku bisa mendengar tawa Minho. Aku membuka mata dan dia memeluk kepalaku, menaruh dagunya di puncak kepalaku. Aku, tidak bisa berkata apa-apa. “Sifatmu yang manis seperti itu, aku benar-benar menyukainya.”

Aku tersenyum diam-diam. Dia benar-benar tulus padaku, namun kenapa aku tidak bisa mengatakannya? Mengatakan, menyampaikan sedikit saja perasaan itu. Ah, bukan sedikit, tapi semuanya ingin aku sampaikan. Semuanya ingin aku katakan.

“Oke, kau ingin makan sesuatu Krystal-chan?” tanya Minho sambil menarikku ke stand makanan dan memberikanku seporsi takoyaki. Salah satu cemilan favoritku di Jepang.

Sebelumnya, aku pernah bertanya pada Minho apa yang membuat dia menyukaiku sampai seperti ini. Dan Minho selalu bisa mengatakannya padaku. Dia selalu bisa menyampaikan perasaannya padaku. Selalu bisa.. Bisa..

***

~Flashback : ON

“Eh?” Minho menatapku bingung. “Kenapa bisa menyukaimu?” aku mengangguk. “Apakah harus kuberi alasan?”

“Aku, hanya ingin tahu apa yang kau suka dariku.” ujarku pelan.

“Karena itu kau menggantikan pak guru untuk mengawasiku?” tanya Minho dingin. Aku mengusap tengkukku.

“Aku hanya disuruh pak guru.” jawabku pelan. Sangat pelan. Lalu Minho tertawa. Dia bilang,

“Wajahmu yang sedang kesulitan itu aku juga suka.”

~Flashback : OFF

***

Aku menatap ember yang lumayan besar dengan isi air dengan pandangan takjub. Kosong, dan semua ikan ada di tangan Minho. Aku lalu mengalihkan tatapanku ke Minho yang sedang bersenandung ria sambil mengangkat-angkat ikannya yang banyak.

Ia tidak peduli kalau dimarahi oleh penjaga stand. Habis mau bagaimana? Ia sudah menghabiskan ikan mas yang ada di ember itu. Dan dasar dia memang anak yang suka memberontak, akhirnya kami diusir dan dia hanya dapat satu ikan mas. Aku tertawa kecil melihat ekspresinya yang cemberut karena penjaga stand tadi.

“Mwo?! Akhirnya kau tertawa, Krystal-chan! Aduuh, manisnyaa!” teriaknya, lalu menggendongku sampai semua orang melihat kami. “Jangan pedulikan mereka.”

Aku tersenyum senang, “Benar-benar deh, apapun yang Minho-kun lakukan, selalu saja membuatku terkejut.” kataku sambil memeluknya. Aku bahagia ada di dekatnya. Tapi entah kenapa aku tidak bisa mengatakannya langsung.

Hei, Minho-kun. Hari ini pun, di hari bahagia ini, aku tetap tidak bisa mengatakannya padamu. Maaf ya, sepertinya aku mengecewakanmu. Tapi, aku pasti bisa mengatakannya padamu suatu saat. Tunggu saja, sebentar lagi, Minho-kun…

***

Satu tahun sudah berlalu. Dan kini aku duduk di tempat yang sama saat aku menunggu Minho untuk kencan pertama kami. Kali ini aku pakai yukata, dan kuharap Minho senang. Sampai hari ini pun aku masih belum bisa mengatakan perasaanku padanya.

Minho-kun, hari ini aku pakai yukata lho, sesuai dengan keinginanmu. Minho-kun, sudah setahun ya, sejak hari itu. Hei, Minho-kun, kau dengar aku bicara tidak? Sudah setahun, aku ingin tahu apa kau merindukanku atau tidak? Habis, aku sangat merindukanmu sampai-sampai aku ingin mati rasanya.

“Krystal-chan!”

Minho-kun, aku benar-benar merindukanmu. Sampai suaramu pun, aku bisa merasakan kau ada disini. Minho-kun, kau akan datang secepat mungkin, kan? Cepat sedikit bisa kan? Aku merindukanmu. Kau juga kan? Minho-kun..

“Yang namanya pesta kembang api itu harus pakai yukata, kan?!”

Iya, aku tahu. Hari ini aku kan pakai yukata. Cobalah kau bilang manis padaku. Kan dulu kau yang memintaku untuk memakai yukata, masa hari ini kau tidak mau bilang manis padaku? Yukata-ku berwarna pink lho. Sudah sangat manis kan untuk seorang yeoja? Minho-kun..

“Satu kali kembang api, satu kali aku menciummu.”

Jadi hari ini, sebanyak apa kau akan menciumku? Kembang api sudah dimulai daritadi, tapi tidak satupun ciuman mendarat di bibirku. Apa kau tidak mau menyentuhku? Tidak rindukah kau padaku? Minho-kun..

“Yeaay! Aku dapat banyak ikan, lho!!”

Sekarang, kenapa saringannya sobek? Kenapa aku tidak bisa menangkap satupun? Coba kalau kau yang tangkap, mungkin ember ini akan kosong seperti satu tahun yang lalu. Ayolah, kau akan melakukannya lagi kan? Minho-kun..

“Kau.” penjaga stand memanggilku. Aku diam. “Mana anak laki-laki yang bersemangat itu?”

Tidak tahukah penjaga stand ini? Saat itu, apakah dia sibuk membereskan ikan-ikan masnya? Atau kau tidak memberitahukan padanya? Sekarang aku harus jawab apa? Haruskah aku menjawab kalau kau sudah meninggalkanku selamanya? Setelah malam itu, kau benar-benar pergi kan? Minho-kun..

DOR! DOR! DUARR!!

Hei, Minho-kun, hari ini kembang api-nya lebih banyak dari tahun lalu. Tapi, kenapa kembang api-nya sama sekali tidak bersinar? Kenapa sama sekali tidak indah? Padahal tahun lalu…

“Enak ya disini, tidak ada orang dan kembang api-nya jelas.”

“Iya.”

Aku sekarang duduk di tempat sepi dan tidak banyak orang. Seperti setahun lalu, saat kau pertama kali menciumku. Di tempat ini. Kau ingat kan? Cobalah, mana ciumanmu? Aku rindu, kau juga kan? Minho-kun..

“Kau capek ya? Ingin minum sesuatu? Biar aku belikan.”

“Tidak perlu, bersandar di bahumu saja sudah cukup. Haha. Anak baik, aku sangat menyukaimu.”

Aku juga menyukaimu, aku ingin mengatakannya sekarang. Baiklah, sandarkan saja kepalamu lagi dibahuku. Seperti tahun lalu, dan nikmati pemandangan kembang api ini. Kau ingin mendengar aku mengatakannya bukan? Minho-kun…

Minho-kun, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Aku ingin kau tahu bahwa aku menyukaimu, tolong dengarkan aku Minho-kun. Sekali ini saja dengarkan aku.

“Minho-kun, aku, aku menyukaimu. Sangat menyukaimu!”

“Aku tahu.”

Minho-kun, aku benar-benar merindukanmu. Sampai suaramu saja, aku berharap kau ada disini Minho-kun. Kemarilah, aku sudah mengatakannya padamu, maukah kau memaafkanku? Minho-kun..

Minho-kun, orang yang pertama kali menyatakan suka padaku. Orang yang pertama kali berkencan denganku. Orang yang pertama kali mencium bibirku. Orang yang pertama kali mengikat janji untuk selalu bersama denganku.

“Minho-kun, aku menyukaimu. Sangat.”

Seandainya saja aku bisa mengatakannya lebih cepat. Padahal akan lebih baik jika aku mengatakannya dan mencintainya tanpa perlu merasa takut. Minho-kun, kenapa aku tidak menyadarinya? Kenapa aku tidak sadar akan hal penting bagiku dan bagimu sebelum aku kehilangan? Kenapa? Minho-kun…

DORR!!!

“Aku, juga sangat menyukaimu, Krystal-chan…”

Ya Tuhan, suara itu terdengar nyata. Haruskah aku mengharapkannya lagi ada disini? Baiklah, sebentar saja Tuhan. Tolong biarkan aku menyadari bahwa semua yang terjadi setelah pesta kembang api tahun lalu itu memang nyata. Kumohon..

“Aku sangat-sangat menyukaimu, Krystal-chan…”

Minho-kun, secepat itukah? Aku masih tidak percaya. Meski sudah satu tahun.

Satu tahun…

Satu tahun lalu, aku benar-benar tidak percaya kalau dia akan pergi meninggalkanku. Aku tidak percaya bahwa dia akan mengingkari janjinya untuk terus bersama. Minho pembohong.

Tapi aku sendiri-pun menyesal. Aku tidak bisa mengatakannya hari itu. Aku bahkan tidak bisa bicara apa-apa setelah mendengar kabar itu. Baru saja aku selesai mandi dan ibuku memberitahukan hal itu.

Hal yang tidak pernah aku lupakan adalah ketika aku mendengar kabar kematianmu beberapa menit setelah kau mengantarku pulang. Miris sekali bukan? Dan sampai kapan pun aku akan menyalahkan diriku sendiri karena sudah membuatmu pergi dari hidupku.

Pesta kembang api itu mengingatkanku tentangmu. Dan selalu, setiap apapun yang kukerjakan, pasti aku mengingatmu. Sekarang, bisakah kau membuat aku tertawa seperti dulu? Bisakah kau membuat aku paling sedikit tersenyum padamu?

Lakukan apapun, kumohon, aku sangat ingin kau hadir menemaniku…

***

~Flashback : ON

“Ya, Krystal-chan itu pintar ya. Pandai mengurus orang juga. Pasti kau bisa jadi guru TK atau perawat yang baik, ya.”

Aku menoleh dan menatap Minho yang sedang meletakkan kepalanya di bahuku. Matanya terpejam, dia tidak mengigau, hanya memejamkan matanya saja.

“Mana mungkin, Minho-kun..”

“Jangan bilang tidak mungkin. Kau belum mencobanya, Krystal-chan..” Minho terus bicara, aku tersenyum kecil. “Kalau kau sih, pasti bisa.”

“Mwoo?!”

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan menjadi guru TK?” Aku tersenyum, dia masih memejamkan matanya. “Bu Krystal, coba nyanyi!”

“Eeh?”

“Nyanyi Three Bears yaa..”

“…”

“Bu guru, tidak kedengaran!”

“Aish, suara kembang api-nya terlalu besar, tahu!”

“Bu Krystal Jangan menyalahkan kembang api, dong!”

DORR! DORR! DORR!

~Flashback : OFF

***

Pertemuan cahaya dan kegelapan di malam yang singkat menciptakan sebuah keajaiban. Meninggalkan kehangatan yang manis yang aku rasakan dalam sekejap. Dan bersamaan dengan hilangnya kembang api, diapun menghilang. Pergi…

Dan segala yang dilakukan oleh Minho-kun selalu membuatku terkejut.

***

“Bu guru!” seorang anak kecil memanggilku. Aku menoleh, “Bu Krystal kenapa melamun?” tanya anak itu.

“Ah, tidak apa-apa. Sudah, ayo duduk. Sebentar lagi kembang api-nya akan di mulai.”

Aku bahagia, semua mimpi yang Minho berikan menjadi nyata dan indah. Orang yang selalu memberikan warna pada hidupku adalah kamu…

Hei, Minho-kun, apa kau melihatnya juga?

***

“Aku merasa, tempat aku melihat kembang api adalah tempat yang spesial. Karena kembang api, diamanapun kita melihatnya, akan terlihat indah. Makanya, tahun depan kita harus melihat kembang api bersama lagi seperti tahun ini. Tahun berikutnya juga, terus menerus sampai aku dan kau sudah terpisah oleh jarak dan ruang. Oke?”

END!

bagaimana? mohon di komentarin yaa~~

Satu tanggapan

  1. Oke epep ini mmbuatq ingin segera brlari pda orang yg ingin q temui dn mngatakan semuanya,,,
    tak peduli apa yg akan kluar dari mlutny atau apa yg terjdi*jiachh malah curat,coment hoi!!”

    arra…,ffnya bgus…
    Sepertinya author nie lg suka yg oneshot” y…
    Tpi gapapa..
    Lanjutkan!
    #halah kampanye

    fighting!!

  2. Thor, aku bilangin ya thor.. Kalo niat mau bikin orang nangis tuh bilang dulu napa suruh sediain tissue sambil baca FF..
    Gila ga kebayang ditinggal kaya gitu T.T
    Okay lupakan komentar reader lebay ini!

    Mau bilang FF’a menyentuh bgt. Good job!

Tinggalkan Balasan ke gearine Batalkan balasan