First Snow 2nd Part [When The Summer Touch The Snow]

Tittle: First Snow 1st Part [When The Snow Fall]

Author: Nana Cho

Cast:

  • Cho Kyuhyun [SJ’s Kyuhyun]
  • Yoon Yeorum [OC]
  • Ok Taecyeon [2pm’s Taec]
  • Kwon Gyeoul [OC]
  • Yoon Donggoo [Actor Yoon Siyoon]
  • Super Junior 10 exist member
  • And Other Supported Cast

Genre: Romance, Tragedy (little)

………….

“Ehem… Benturan itu, mengenai salah satu syaraf YeoRum. Menyebabkan ingatannya terperangkap ketika dia berumur 10 tahun.” Umur YeoRum sekarang 19 tahun. Berarti, dia akan melupakan semua kenangannya selama 9 tahun terakhir ini?!

Tangis umma semakin kencang. Kyuhyun, dia terduduk lemas di lantai mendengar penjelasan dokter.

Mereka, Kyuhyun dan YeoRum bertemu 2 tahun yang lalu, ketika chott noon di depan toko kami. Itu artinya, semua kenangan tentang Kyuhyun tidak akan diingat YeoRum. Kecuali, ada usaha-usaha yang dilakukan untuk memancing ingatannya yang hilang itu. Tapi, orang tua kami tidak akan membiarkan YeoRum mengingatnya.

2 YEARS LATER

 

SEOUL . CHOCOFFE BAKERY AND CAFE . FIRST SNOW 2010

 

YOON YEORUM

“Meja nomor 10, done.” Laporku pada oppa setelah mengantarkan satu puding kuhpi, satu choco sponge, dan dua gelas chokollit panas untuk meja nomor 10.

“Ne, gomawo. Sekarang, kau boleh keluar. Lihat, saju pertama tahun ini.” Oppa menunjuk kearah pintu toko. Benar saja, di luar terlihat banyak sekali butiran putih yang turun dari langit. Chott noon! Aku sangat suka ini!

“Aku, keluar oppa!”

“Ne…”

Langsung aku berlari kecil keluar toko dan menyambut datangnya salju pertama tahun ini.

Ini, salju pertama tahun ini, dan salju pertama untukku sejak kecelakaan dua tahun lalu. Tahun lalu, aku masih dalam masa penyembuhan.

Kecelakaan itu, membuatku mengalami amnesia parsial. Ingatanku hanya tentang beberapa kenangan yang kualami sebelum aku berumur 10 tahun.

Umma bilang, aku kecelakaan ketika aku sedang pergi bersama seorang teman, dan temanku itu langsung meninggal di tempat ketika kecelakaan terjadi. Meskipun aku belum bisa mengingat sedikitpun tentang kecelakaan ataupun temanku, aku merasa, temanku itu masih hidup. Tapi, kalaupun dia memang sudah tiada, semoga dia tenang disana. Amin…

Kubuka pintu toko perlahan, dan langsung disambut oleh dinginnya angin musim dingin. Apalagi, aku keluar tanpa memakai sarung tanganku. Neomu neomu chupta! Tapi, aku suka ini. Menangkapi tiap butir salju dengan tangan telanjang, sampai tanganku membeku kedinginan. Aku menyukainya!

“Haaaahhh…” Tanganku dingin sekali. Kutiupi kedua tanganku, untuk sedikit menghangatkannya.

“YeoRum?” Aku masih sibuk dengan kedua tanganku, ketika tiba-tiba di depanku berdiri seorang namja yang memanggil namaku.

Otomatis, kuangkat kepalaku dan menatapnya bingung. Di depanku, berdiri seorang namja tinggi, tampan, dan terlihat sangat familiar di mataku. Dia menatapku dengan tatapan kaget dan tidak percaya. Seolah dia sedang melihat sesosok hantu yang sangat mengerikan.

“Ne?” Kumiringkan sedikit kepalaku ke kanan, sambil menaikkan alisku.

BRUKK…

Tiba-tiba namja asing itu memelukku erat, seolah tidak akan melepasku lagi. Anehnya, aku tidak sedikitpun menghindar atau mencoba melepaskan diri dari dekapan namja itu.

Aku merasa sangat nyaman dipeluknya. Tapi, siapa namja ini?!

 

CHO KYUHYUN

Kulihat jam tangan yang melingkar di tanganku, 09.00 p.m. Masih jam sembilan, kebetulan sudah tidak ada jadwal lagi. Kubelokkan mobil menuju cafe milik keluarga YeoRum. Aku masih berharap bisa menemukan yeoja itu. Meskipun, aku tahu, YeoRum tidak disana.

Dia tidak pernah ada disana sejak kecelakaan itu. Orang tuanya mengurungnya untuk tidak keluar dari rumah.

Bukan hanya karena alasan penyembuhan dan sebagainya. Tapi, juga karena alasan agar dia tidak bisa menemuiku, namja chingu yang sudah dianggapnya meninggal dalam kecelakaan itu.

Kuparkir mobilku di seberang jalan di depan ‘Chocoffe Bakery and Cafe’. Selalu seperti ini setiap hari. Ketika aku ingin bertemu dengan YeoRum, aku akan memarkir mobilku disini, dan memandangi teras cafe itu, tempat kami pertama bertemu. Sambil berharap, akan ada seorang yeoja yang berdiri disana, dan menyambutku dengan senyuman hangat yang bahkan bisa melelehkan setiap butir salju.

Chott noon? Hari ini?! Apakah YeoRum juga melihat ini? Apakah dia mengajukan permohonan?

‘Aku ingin bertemu YeoRum. Meskipun hanya sekali, aku ingin bertemu dan memeluknya erat. Sampai rasanya tidak bisa melepasnya lagi.’ Itu permohonanku tahun ini. Semoga Tuhan mengabulkannya.

Ada seorang yeoja yang keluar dari cafe. Dia tersenyum dan terlihat sangat senang. Malam ini udara sangat dingin. Tapi, senyumnya benar-benar membuatku merasa lebih hangat. Senyum itu, mata itu, yeoja itu… YeoRum!

Permohonanku dikabulkan! Aku benar-benar bertemu YeoRum!

Langsung aku keluar dari mobilku, kemudian berlari kecil ke arah YeoRum yang masih meniupi tangannya yang kedinginan. Kebiasaanya tidak pernah berubah. Tidak pernah memakai sarung tangannya ketika salju turun.

“YeoRum?” Kupanggil yeoja yang sekarang sedang berdiri di depanku ini.

Dia tidak berubah, masih sama seperti dua tahun lalu. Manis dan hangat, seperti chokollit hangat faforitnya.

“Ne?” YeoRum menatapku heran sambil memiringkan kepala dan menaikkan alisnya.

Dia benar-benar YeoRum yang selama ini kutunggu. Hampir tidak percaya rasanya, Tuhan mengabulkan permohonanku secepat ini.

BRUKK…

langsung kupeluk erat yeoja di depanku itu. Aku tidak ingin melepasnya lagi. Aku tidak mau dia pergi lagi dari hidupku. Aku hanya ingin seperti ini. Memeluknya dan tidak kulepas lagi.

“Bogoshipo…” Bisikku tanpa melepasnya.

“Tuan? Anda pasti salah orang.”

“Aniya… Aku benar-benar ingin bertemu denganmu. Aku tidak salah orang Yoon YeoRum.” Kupererat pelukanku sambil terus meyakinkannya.

“Nuguya? Aku tidak mengenal Anda.” Pernyataanya yang baru saja kudengar menyadarkanku, aku memang bukan siapa-siapa lagi di hidupnya. Bahkan, dia tidak mengenalku.

Aku sudah tahu hal itu. Tapi, tolong jangan tanyakan siapa aku YeoRum. Jangan membuatku lebih tersiksa lagi!

Aku tidak menjawabnya, tapi hanya mempererat pelukanku.

“Tuan, jangan terlalu erat memelukku. Aku tidak bisa bernafas.” Suara YeoRum tertahan. Sekarang, aku yang sudah membuatnya sakit.

Kulepas pelukanku perlahan. Kemudian menatap matanya yang bersinar hangat.

“YeoRum, kau pasti kedinginan. Ini kubawakan – kau?!” Tiba-tiba DongGoo hyung muncul dari dalam toko, membawakan YeoRum jaket. Dia sangat terkejut melihatku berdiri di depan adiknya.

“Annyeong Sunbae…” Kubungkukkan badanku memberinya salam.

“Annyeong.”

“Oppa, oppa mengenalnya?” YeoRum langsung merangkul lengan oppanya itu. Meskipun aku tahu pasti mereka kakak beradik, tapi kenapa rasanya menyakitkan seperti ini?

“Dia, hoobae-ku di SMA dulu. Sudah kau pakai dulu jaket ini, kau pasti kedinginan kan.” DongGoo hyung memakaikan jaket ke tubuh YeoRum. YeoRum hanya menurut sambil terus tersenyum menatap namja di depannya itu.

“Oppa, tanganku dingin…” YeoRum menunjukkan telapak tangannya ke depan DongGoo hyung.

“Sini, kebiasaanmu tidak pernah berubah.”

“Aku suka menyentuh salju. Hehehe…”

DongGoo hyung menghangatkan tangan YeoRum dengan menggosok-gosok dan meniupinya. Tapi, yang terlihat di mataku adalah aku yang menghangatkan tangan YeoRum. Seperti beberapa tahun lalu, ketika dia (masih) mengenalku.

“Disini dingin, ayo masuk.” Ajak DongGoo hyung pada YeoRum yang disambut anggukan yeoja itu.

Sebelum masuk ke toko, YeoRum menghentikan langkahnya dan menatapku lekat-lekat.

Sebentar wajahnya terlihat bingung. Tapi, kemudian dia tersenyum. Menunjukkan senyum yang paling ingin kulihat dalam hidupku.

“Tuan disini dingin, di dalam ada Hot Chocolate kami yang paling enak lho. Mari…”

“Ne…” Kubalas senyumannya, kemudian mengikutinya masuk ke dalam cafe.

“Tuan ingin minum apa?” Tawar YeoRum ramah ketika kami memasuki toko.

“Aku pesan hot chocolate saja.”

“Okay! Tunggu sebentar ya…”

“Ne…”

Sebentar kemudian, yeoja itu menghilang ke dalam pantry. Aku masih terus memandanginya, sampai tiba-tiba.

“Duduklah, aku ingin berbicara denganmu.” DongGoo hyung menyadarkanku dari lamunan.

“Oh! Ne.” Kududuki sebuah kursi di sampingku. Meja nomor 3, terletak di bagian depan cafe. Tempat faforitku dan YeoRum. Karena, kami bisa memandangi chott noon dari sini.

“Sudah berapa kali kubilang padamu? Kau tidak perlu datang kesini lagi. Biarkan adikku tenang tanpa kau.” DongGoo hyung duduk di depanku. Membuka pembicaraan dengan pernyataan yang menyiksaku.

“Tapi sunbae, aku ingin bertemu YeoRum.”

“Tapi YeoRum tidak, bahkan dia sudah tidak mengingatmu lagi. Pulanglah, orang tua kami tidak akan membiarkan YeoRum  mengingatmu lagi.”

“Aku yang akan membuatnya mengingatku.” Tekadku bulat.

“Kau tahu ‘kan apa yang akan di lakukan orang tua kami jika tahu YeoRum masih berhubungan denganmu. Pulanglah, jangan buat adikku itu semakin tersiksa. Tinggalkan dia.”

“Aku akan meninggalkannya jika aku bisa melupakannya. Kau boleh menyuruhku meninggalkannya, tapi aku tidak akan melakukan itu selama aku masih bisa mengingatnya.”

“Permisi, chocoffe hot chocolate datang…” YeoRum datang dan meletakkan segelas chokollit panas di depanku.

“Ne… Gomawo.”

“YeoRum, kau temani Kyuhyun-ssi sebentar. Oppa harus mengurus banyak pesanan.” DongGoo hyung berdiri dan mengambil penampan di tangan YeoRum. Aku tahu, hyung tidak pernah benar-benar menentang hubungan kami.

“Oh! Ne, apakah oppa tidak butuh bantuan?”

“Aniya, kau temani saja Kyuhyun-ssi. Araseo?”

“Araseo.” DongGoo hyung masuk kedalam pantry, meninggalkan aku dan YeoRum berdua. Sekarang, yeoja itu sudah duduk di depanku.

“Tuan, silahkan diminum…”

“Oh! Ne…” Kuminum chokollit panas di depanku perlahan, sambil tetap terus memandangi YeoRum yang masih terfokus melihat keluar jendela.

“Bagaimana? Enak kan?” YeoRum menatapku sambil tersenyum dan memiringkan kepalanya.

“Ne… Aku suka ini.” Kubalas senyumnya, entah apakah dia akan bereaksi sama seperti dulu, atau tidak, nan mollayo…

“Oh! Iya, aku belum memperkenalkan diri.” YeoRum berdiri dari kursinya dan bersiap mengenalkan diri. Aku sudah mengenalmu Yoon YeoRum…

“…Naneun, Yoon YeoRum imnida. Saraneun bageupsimnida.” YeoRum membungkukkan badannya, kemudian duduk lagi di tempatnya. Aku hanya terus tersenyum memandanginya.

Ini seperti deja vu, seorang yeoja yang hangat dan manis memperkenalkan dirinya di depanku. Tepat ketika chott noon di chocoffe bakery, dengan segelas chokollit panas di depanku.

“Tuan?” YeoRum melambaikan tangannya di depan mataku. Membuatku langsung tergagap sadar dari lamunanku.

“Ne?”

“Anda belum memperkenalkan diri. Nuguseyo?” Lagi-lagi YeoRum memiringkan wajahnya dan menaikkan dua alisnya.

Apakah aku harus memperkenalkan diri di depan naui saranghaneun yeoja?

Aku berdiri dari dudukku, kemudian membungkukkan badan. Sama seperti yang YeoRum lakukan.

“Naneun, Kyuhyun imnida. Saraneun bageupsimnida.” Menyakitkan sekali rasanya harus memperkenalkan diri di depan naui yeoja.

Bukan karena dalam prosesi sesuatu. Tapi, karena dia sudah tidak mengenalku lagi.

Kenapa aku harus menjadi yang dilupakan?

YOON YEORUM

“Naneun, Kyuhyun imnida… Saraneun bageupsimnida.” Kyuhyun-ssi memperkenalkan dirinya sambil tersenyum menatapku. Senyumnya, membuatku membeku dan tidak bisa lepas memandanginya. Bahkan, dia bisa membuatku membeku lebih cepat dari salju.

Semua yeoja yang ada di dalam cafe memandang ke arah kami. Sesekali kudengar mereka berisik pada teman di samping mereka dengan tatapan terkagum-kagum.

Seolah, kami berdua adalah pasangan artis yang sedang mengikuti sebuah acara semacam ‘We Got Married’.

Tapi, aku terus merasa kalau Kyuhyun-ssi menyimpan sesuatu. Aku merasa dia tidak benar-benar ingin tersenyum.

Mungkin dia masih menyimpan masalah. Itu privasinya. Tapi, kenapa aku jadi ingin menghiburnya ya?

“Kyuhyun-ssi, pasti masih mencari seorang yeoja ya?” Tebakku asal. Dia tidak kaget, dia hanya tersenyum memandangku lembut. Tapi, tatapan matanya menyiratkan sebuah luka.

“Bagaimana kau bisa tahu?” Akhirnya Kyuhyun-ssi buka suara juga.

“Tadi, ssi tiba-tiba memelukku dan mengatakan ‘bogoshipo’. Berarti, ssi memang masih ingin bertemu seseorang?” Aduh, kenapa aku jadi banyak tanya begini?!

“Ne, aku memang sedang ingin bertemu seorang yeoja. Dia, dia mirip sekali denganmu. Mianhae ya, tadi sudah mengagetkanmu.” Kyuhyun-ssi masih menatapku lekat-lekat. Tapi, tatapannya benar-benar memilukan. Bahkan matanya berair? Omooo?!

“Gwaenchana. Aku hanya agak kaget tadi. Tapi, ternyata kita senasib.”

“Senasib?”

“Ne. Aku juga masih mencari seseorang. Jadi, ayo kita usaha bersama untuk menemukannya. Hwaiting!!! Ne?” Kukepalkan tangan kananku, kemudian mengangkatnya ke atas sambil menunjukkan senyum termanis yang bisa kutunjukkan. Semoga bisa sedikit menghiburnya.

“Ne… Kau juga masih mencari seseorang?” Kyuhyun-ssi tersenyum. Tapi, tatapan matanya masih memilukan.

“Ne… Aku mencari seorang chingu. Kata umma, dia sudah meninggal dalam kecelakaan. Tapi, aku yakin kalau dia masih hidup. Aku akan terus mencari sampai aku bisa menemukannya. Wahwah… Mianhae, aku jadi curhat begini. Hehehe…”

“Gwaenchana… Aku suka mendengarmu bicara.” Kyuhyun-ssi tersenyum, ketika kulihat ada sebuah aliran kecil terbentuk di pipinya. Dia… Dia menangis?

Kenapa ini… Rasanya dadaku sakit sekali ketika melihatnya menangis. Waeyo?

“Tuan? Anda menangis?” Kuhapus air mata di pipinya dengan tanganku.

Kudengar, yeojadeul yang ada di belakangku itu berteriak kecil dengan suara tertahan. Memangnya, siapa namja ini?

Dia hanya seorang namja yang baru saja beberapa menit lalu kutemui. Tapi, kenapa rasanya aku sudah lama mengenalnya? Bahkan aku sudah berani memegang pipinya?! Aigoo!!!

“Nan gwaenchana. Kau tidak perlu khawatir.” Kyuhyun-ssi menggenggam tanganku yang ada di pipinya. Tangannya terasa hangat, aku nyaman di genggamnya.

“Kyaaaa….” Yeojadeul itu berteriak semakin keras. Sebenarnya, ada apa?

“YeoRum?!!!!” Bentakkan umma langsung membuatku menarik tanganku dari pipi Kyuhyun-ssi.

Aku berdiri dari kursiku, dan kudapati umma dan appa yang berdiri di samping meja kami memandangi kami dengan tatapan marah.

“Lebih baik kau sekarang pergi, aku tidak ingin ada keributan di tokoku!” Bentak appa pada Kyuhyun-ssi.

Sementara itu, umma menarik tanganku dan merangkulku erat, seolah aku adalah anak kecil yang baru saja diselamatkan dari penculik. Sebenarnya, ada apa ini?!

“Tapi Ajjusi –” Kyuhyun-ssi terlihat ingin mengatakan sesuatu.

“Pergilah!!! Tidak ada yang mengingkanmu disini!” Appa masih berusaha mengusir Kyuhyun-ssi. Tapi, aku masih ingin dia disini. Sayangnya, aku tidak bisa melawan umma dan appa. Aku hanya bisa terdiam di samping umma melihat Kyuhyun-ssi diusir dan keluar dari toko.

“YeoRum, gwaenchanayo?” Umma memegang pipiku dan menatapku khawatir. Aku masih tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku terlalu bingung untuk bicara.

Kyuhyun-ssi, namja yang tiba-tiba datang dan memelukku. Aku nyaman bersamanya. Tapi, umma dan appa mengusirnya tanpa alasan yang jelas. Terlebih, teriakan yeojadeul itu. Sebenarnya, siapa dia? Banyak sekali tanda tanya yang berputar-putar di kepalaku.

Tanpa sadar, ternyata aku sudah dibawa umma kedalam pantry. Tatapan mataku masih kosong. Aku benar-benar bingung dengan semua ini.

“Duduklah, umma ambilkan minum dulu.” Umma menyuruhku, kemudian pergi sebentar.

Kuturuti perintah umma, aku duduk di salah satu kursi di pojok pantry, cukup jauh dari kesibukan para pegawai.

“Minumlah.” Umma menyodorkan segelas air putih untukku, kupandangi gelas yang sekarang ada di tanganku itu.

Sekarang, ada appa dan oppa yang berdiri di depanku. Sementara, umma berdiri di sampingku sambil terus membelai rambutku lembut. Appa masih terlihat marah. Oppa lebih tenang, tapi dia juga terlihat sama bingungnya dengan yang lain.

“Wae? Kenapa kalian mengusir Kyuhyun-ssi?! Waeyo?!!” Suaraku mulai bergetar. Kupandangi mereka satu persatu, berharap mendapatkan jawaban. Tapi mereka semua hanya terdiam tidak menjawabku.

“Aku masih menginginkannya disini, meskipun aku tidak tahu siapa dia. Tapi, aku benar-benar ingin dia disini! Tapi, kenapa umma dan appa mengusirnya?” Suaraku melemah.

“…Waeyo?!”

“YeoRum, dia itu bukan orang yang baik untukmu. Dia orang jahat, kau tidak boleh dekat dengannya. Araseoyo?” Terang umma sambil terus  membelai rambutku lembut, menenangkanku.

Tapi, aku tidak semakin tenang. Aku merasa, seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam diriku. Aku tidak percaya jika Kyuhyun-ssi adalah orang jahat! Aku…

PRAANG….

Gelas yang sedari tadi kupegang di tanganku lepas begitu saja. Semua seperti berputar.

“YeoRum?! Gwaenchanayo?!”

“Aaaarrrggghhh….” Kepalaku rasanya seperti akan meledak! Kurasakan tubuhku semakin lemas… Kemudian semua gelap.

Satu tanggapan

Tinggalkan Balasan ke Rori Batalkan balasan