Jealousy Marriage – Part 3

Title : Jealousy Marriage

Main cast :
• Park Jiyeon
• Park Sanghyun

Other cast : Find at the story

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disc : The plot is MINE!

Credit Poster : YeonNiaARTwork

A/N : Mian kalo lama. Sebenarnya ini bakalan dipost pas bulan Januari. Tapi karena ada beberapa kendala, jadi diundurin dulu ^^V. Untuk FF PINKFINITE bakalan mulai dipost minggu depan ya readers ^^. Author yakin pasti bakalan banyak yang lupa. Jadi author saranin buka dulu part yang sebelumnya 😀 Part 2

Maaf kalo ceritanya agak ngawur atau kurang jelas. Karena sesungguhnya, Author pun kurang jelas orangnya (?)

Baca lebih lanjut

Jealousy Marriage – Part 2

Title : Jealousy Marriage

Main cast :
• Park Jiyeon
• Park Sanghyun

Other cast : Find at the story

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disc : The plot is MINE!

Credit Poster : YeonNiaARTwork

Backsong : Infinite – White Confession (Author promosi)

A/N : Annyeong 😀 Author dengan banyak typo datang! Wooah maaf kalo part ini lama banget. author lagi buntu ama tugas. part ini kayaknya juga pendek. jadi author mau minta maaf sebesar-besarnya ama readers u.u

HOPE YOU LIKE IT

***

Baca lebih lanjut

Jealousy Marriage – Part 1

Title : Jealousy Marriage

Main cast :
• Park Jiyeon
• Park Sanghyun

Other cast : Find at the story

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disc : The plot is MINE!

Credit Poster : YeonNiaARTwork

PROLOG

HOPE YOU LIKE IT 😀

Baca lebih lanjut

[PROLOG] Jealousy Marriage (Sequel of Cold or shy boy?)

Title : Jealousy Marriage [PROLOG]

Main cast :
• Park Jiyeon
• Park Sanghyun

Other cast : Find at the story

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disc : The plot is MINE!

Credit Poster : YeonNiaARTwork

A/n : Heem… Eheem… Annyeong haseyo READERS! Adakah yang merindukan saya? Er… Maksudnya cerita saya? Kalo gak ada gpp, tapi kalo ada, ALHAMDULLILAH YA 😀
Oh yaa… Kali ini saya bawa prolog sequel dari COLD OR SHY BOY? adakah yang masih ingat? Gak mungkin kali yaa. Kalo banyak yang ‘minat’ ama prolog ini, Author bakalan post part 1 sampe seterusnya. Tapi kalo gak, yah jadi simpanan sendiri deh T.T
Itu semua terserah para readers aja sih, hehehehe XDD

HOPE YOU LIKE THE PROLOG 😀

Baca lebih lanjut

(Twoshoot) Voice Of My Heart

 

Title : Voice of My Heart

 

Main Cast :

  • Nam Woohyun (Infinite)
  • Han Sungyeon (KARA)

 

 

Genre : Romance, Sad

 

Rating : PG 13+

 

Length : Oneshoot

 

Disclaimer : The plot and Nam Woohyun is MINE/plak XDD

 

A:N : Part ini pendek banget. Dan agak membosankan (mungkin) 🙂

 

Baca lebih lanjut

Cold or Shy… boy? (Part 5)

Title : Cold or shy… Boy? (Part 5)

 

Author : leeyongin (Sry 14 y.o)

 

Main Cast :

° Park Jiyeon (T-ARA)

° Park Sanghyun/Cheondung (MBLAQ)

 

Other Cast :

° Lee Ji Eun (IU)

° Lee Taemin (SHINee)

° Ricky (Teen Top)

and other.

 

Genre : Romance

 

Rating : PG 15+

 

Length : Chaptered

 

Disclaimer : Just own the plot.

 

A/N : Ini part terakhir, readers… Alasannya bisa kalian temukan di bagian bawah nanti ^^

Baca lebih lanjut

Cold or shy… Boy? (Part 4)

Title : Cold or shy… Boy? (Part 4)

Author : leeyongin (Sry 14 y.o)

Main Cast :

° Park Jiyeon (T-ARA)

° Park Sanghyun/Cheondung (MBLAQ)

Other Cast :

° Lee Ji Eun (IU)

° Lee Taemin (SHINee)

° Ricky (Teen Top)

and other.

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disclaimer : Just own the plot.

A/N : RICKY PUNYA SAYA/plak!

Kali ini author cuma mau bilang maaf lagi… soalnya lama banget postnya u.u

Huhuhuh… aku emang bukan author yang baik T.T

HAPPY REDING AJA READER

N.B : MAAF KALO ADA TYPO (_ _)

Baca lebih lanjut

Love You, My Fierce’s Girl (2 of 2)

Title : Love You, My Fierce’s Girl (2 of 2)

Main Cast :
° Park Jiyeon (T-ARA)
° Shik Gongchan (B1A4)

Other Cast : Find at the story.

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Twoshoot

Disclaimer : Just own the story.

Baca lebih lanjut

Cold or shy boy…? (Part 3)

Title : Cold or shy… Boy? (part 3)

Author : leeyongin (Sry 14 y.o)

Main Cast :
° Park Jiyeon (T-ARA)
° Park Sanghyun/Cheondung (MBLAQ)

Other Cast :
° Lee Taemin (SHINee)
° Lee Ji Eun (IU)
° Ricky (Teen Top)

Genre : Romance, Friendship, Family

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disclaimer : All cast belong to themselves and God. But the plot is mine !

A/N : Cheondung milik Jiyeon. Ricky punya saya/plak
___

Author POV

Jiyeon meninggalkan taman bioskop itu bersama Taemin, masih dengan rasa penasaran yang amat dalam (?)

Ia tak habis pikir. Apa memang benar ada yang mengikutinya? Tapi, siapa? Untuk apa? Toh, dia juga bukan artis.

“Ya, Jiyeon-ah? Kau melamun ?” Taemin melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jiyeon, membuat yeoja itu tersadar dari alam renungannya.

“Ne ?”

“Kau melamun ?”

“Ah.. Ahni,” sangkal Jiyeon.

“Ya sudah, kalau begitu ayo naik.” Taemin naik ke motornya, diikuti oleh Jiyeon.

“Kau mau kuantar kemana ?” tanya Taemin.

“Err.. Di halte tadi saja,”

“Halte? Memangnya rumahmu di halte ?” gurau Taemin.

“Ya! Tidak usah banyak tanya! Ayo pergi !”

“Haha ! Begitu saja sudah marah,”

“-___-”

“Iya iya ! Kita pergi,”
__

“Hey, Jiyeon ! Sampai kapan kau mau duduk disitu terus ?” Taemin menyadarkan Jiyeon yang masih dalam dunia lamunannya.

“Ne ?”

“Melamun terus, kerjaanmu. Kita sudah sampai nih di halte ‘pesananmu’..” ujar Taemin sambil mengacak rambut Jiyeon lembut.

Jiyeon turun dari motor Taemin.
“Ya, Taemin ! Jangan diberantakin dong !” Jiyeon menggembungkan pipinya kesal sambil memperbaiki tatanan rambutnya.

“Huwa, Neomu aegyo ! Aku jadi sedikit tidak rela, untuk berhenti mengejarmu.” ujar Taemin yang langsung mendapat bogeman Jiyeon di tangannya.

“Auw, sakit Jiyeon-ah !” ringis Taemin.

“Cement kamu. Gitu aja udah kesakitan ! Sudah sana, pergi saja !”

“Ngusir nih? Aah.. Aku ada ide ! Aku akan pergi setelah kamu cium aku !” ujar Taemin asal.

“Mwo ?? Shirreo !!” tolak Jiyeon mentah-mentah.

“Ya sudah, kalau begitu aku tidak mau pergi !! Atau.. Kalau kau tak mau menciumku, bagaimana kalau..” Taemin mendekatkan wajahnya ke arah Jiyeon.

CHU~
Taemin dengan sukses bisa mengecup pipi sebelah kanan Jiyeon.

“Aku saja yang menciummu.. Hahaha..” Taemin menggelakkan tawanya bebas, tidak menghiraukan Jiyeon yang masih terpaku di tempatnya.

“YA ! LEE TAEMIN !! AWAS KAU !” Jiyeon baru saja ingin memukul Taemin dengan tas selempangnya, tapi keburu namja itu memacu motornya dengan cepat.

Jiyeon menggerutu kesal. Tapi sejurus kemudian, ia tersenyum sambil mengelus pipi yang habis dicium oleh Taemin.

“Taemin.. Taemin..”

Author POV End
___

Jiyeon POV

Ku memasuki halaman rumah Jungsu ahjussi perlahan. Aku baru sadar ini sudah jam 9 malam. Ya Tuhan, semoga ahjussi dan ahjumma tidak memarahiku.

“Aku pulang..” seruku kecil saat telah membuka pintu rumah.

Tak ada sahutan. Apa mungkin mereka sudah tidur? Aah.. Mana mungkin ! Ahjumma kan selalu menonton film tengah malam. Mana mungkin dia sudah tidur secepat ini ?
Baca lebih lanjut

My Ghost Lost In My Birthday

Title : My ghost lost in my birthday

Author : Lee Yong In (Sry 14 y.o)

Main Cast :

° Park Jiyeon (T-ARA)

° Park Sanghyun (MBLAQ)

Other Cast :

° Choi Minho (SHINee)

° Shik Gongchan (B1A4)

Genre : Mix

Rating : G

Length : Oneshoot

Dislaimer : I just own the plot.

A/N : THIS IS A VERY SPECIAL FANFIC FOR MY SPECIAL EONNI, PARK JIYEON ! SAENGIL CHUKKAEHAEYO EONNI *meluk Jiyeon eonni*

oh ya karena disini ada 3 cowok yang saya favortikan sebagai couplenya Jiyeon.. Sok atuh.. CheonYeon shipper, MinJi shipper, ChanJi shipper dibaca yaak !

DONT FORGET TO LEAVE A COMMENT 😀

GAMSAHAMNIDA~~

Baca lebih lanjut

Cold or shy… boy? (Part 2)

Title : Cold or Shy… Boy? (Part 2)

Main Cast :

° Park Jiyeon (T-ARA)

° Park Sanghyun/Cheondung (MBLAQ)

Other Cast :

° Lee Taemin (SHINee)

° Lee Ji Eun (IU)

and others.

Genre : Romance

Rating : PG 15+

Length : Chaptered

Disclaimer : All cast is belong to themselves and God. But, the plot is mine ^^.

A/N : FF ini CUMA FIKTIF BELAKA. Gak usah diambil serius ^^.

NO SIDERS! NO BASHING! AND HAPPY READING ^^

___

Author POV

Jiyeon dan Sanghyun baru saja sampai di sekolah. Namun baru saja mereka turun, beberapa orang sudah memperhatikan mereka.

“Ya.. Ya.. Itu kan Park Sanghyun,”

“Sanghyun? Yang ganteng, tapi sok dingin itu ?”

“Ne. Ada hubungan apa dia dengan si Jiyeon,”

“Mollaseo. Mungkin mereka pacaran,”

Jiyeon yang menyadari tatapan orang-orang itu, hanya mengangin-lalukan mereka. Karena tipe orangnya yang cuek.

“Ini helm-mu. Gomawo,” ucap Jiyeon dan langsung pergi meninggalkan Sanghyun.

Setelah Jiyeon pergi, yang Sanghyun lakukan adalah mengelus-ngelus dadanya sambil sesekali mengatur nafas.

“Hh.. Untuk kesekian kalinya, aku hampir saja mati muda tadi !”

___

“Heh.. Tadi katanya kau pergi sekolah bareng Sanghyun? Ada hubungan apa kalian berdua? Kalian pacaran?” pertanyaan Ji Eun atau lebih bisa disebut interogasi itu, membuat Jiyeon tersedak dari minumnya.

“Apaan sih? Dapat gosip gak jelas darimana kamu ?”

“Kamu kira gak banyak yang ngeliat kalian tadi? Jadi itu bener ya?”

“Ahni,” sahut Jiyeon singkat.

“Jangan bohong..”

“Aku gak bohong. Ceritanya itu panjang..”

“Apa? Ayo ceritakan saja padaku..”

Jiyeon pun mulai menceritakan semua pada sahabatnya, si Ji Eun itu. Sedetil-detilnya. Mulai dari ia sampai di rumah Sanghyun, sampai kejadian tadi pagi.

“Oh, gitu ya? Trus, kamu gak hamil abis tidur sama Sanghyun?” celetuk Ji Eun polos sambil memegang perut Jiyeon.

“Iih.. Apaan sih, Ji Eun! Aku gak ngapa-ngapain.. !!” teriak Jiyeon seraya menepis tangan Ji Eun, yang membuat orang-orang di kantin itu menatap mereka.

“Ya udah.. Kalau memang tidak, gak usah teriak juga kali.. Berisik tahu..” ucap Ji Eun santai sambil menyeruput milkshake-nya.

“Mwo? Aku teriak juga karena kamu tahu! Hh.. Nyebelin !” geram Jiyeon. Terkadang ia bingung dengan sikap Ji Eun. Di sisi lain Ji Eun bisa menjadi sahabat yang tegas dan dewasa. Tapi di sisi lain, yeoja itu juga bisa menjadi orang paling menyebalkan sedunia.

“Jagiya..”

“Ya, Taemin ! Sejak kapan kamu ada disitu ??” Jiyeon kaget dengan kedatangan Taemin yang tiba-tiba.

“Dari tadi. Cuma aku ngumpet-ngumpet aja di belakang kamu. Untungnya kalian berdua gag tahu,” sahut Taemin polos.

Jiyeon melengos kesal.

“Eh jagiya.. Sebentar kita nonton bareng yuk,” pinta Taemin sambil menunjukkan aegyo-nya.

“Males aah.. Bete,” Jiyeon menidurkan kepalanya di atas meja kantin.

“Memang film-nya apa ?”

Ji Eun yang dari tadi diam, ikut menimpali pembicaraan Jiyeon dan Taemin.

“Itu.. film baru. ‘Spongebob Adventure’!” seru Taemin dengan riangnya.

Mendengar kata Spongebob, Jiyeon langsung saja mengangkat kepalanya kembali.

“Jinjja-yo? Spongebob? Aaa.. Taemin! Aku mau! Aku mau!” pekik Jiyeon.

“Ne. Jinjja? Kau mau pergi denganku? Asik.. !” Taemin dan Jiyeon pun berseru riang di meja itu, seperti melupakan Ji Eun yang masih di tempat mereka.

“Aish! Childish..” gumam Ji Eun.

___

Ring ding dong… Bunyi bel tanda waktu pulang berdentang. Seluruh siswa di sekolah itu buru-buru membereskan peralatan mereka untuk segera pulang.

“Ji Eun !” seru seseorang dari arah pintu.

“Aigo! Youngie oppa ? Cepat sekali..” Ji Eun kaget dengan kehadiran namjachingunya-Wooyoung-yang terbilang begitu cepat. Padahal bunyi bel pulang baru 1 menit yang lalu dan jarak kelas mereka yang bisa dibilang cukup jauh.

“Jiyeon-ah, kau bisa pulang sendiri ? Aku mau menemani Youngie oppa ke toko buku hari ini,” ujar Ji Eun.

“Iya, iya. Kalian pergi saja. Tahu deh, orang yang udah pacaran..” rengut Jiyeon.

“Menyebalkan !” gumamnya lagi.

“Ya! Apa kau bilang ?” hardik Ji Eun.

“Ahni-yo, ahni-yo Ji Eun yang cantik.. Lebih baik kau pergi saja. Youngie oppa udah nunggu tuh..” Jiyeon mendorong-dorong Ji Eun ke arah pintu.

Jiyeon menghembuskan nafasnya lega. Hampir saja ia mendapat serangan dari seorang Lee Ji Eun.

Saat Ji Eun keluar, tanpa disadari kelas itu sudah mulai sepi. Hanya ada Jiyeon dan Sanghyun saja. Menyadari hal itu, Jiyeon langsung saja buru-buru ke mejanya untuk mengambil tas miliknya. Namun saat ia akan keluar kelas, tiba-tiba saja ia dihadang oleh Sanghyun yang kebetulan mejanya berada di depan kelas.

“Jiyeon-sshi..” panggil Sanghyun.

Jiyeon menoleh ke arah namja tersebut. “Wae?”

“Mau pulang bersamaku ?” tanya Sanghyun lagi-lagi dengan tatapan ice-nya. Bibirnya sedikit bergetar karena gugup.

“Mwo? Pulang? Bersamamu?” pekik Jiyeon.

Ia bingung. Rasa kekesalannya pada namja itu kini sudah menghilang. Entah apa sebabnya. Mungkin karena namja itu kali ini mengajaknya secara langsung. Bukan seperti tadi pagi. Di kepalanya juga terlintas ketika pertama kalinya, ia merasa Sanghyun melindunginya. Dan ketika, Sanghyun meminjamkan payung miliknya. Hal itu membuat Jiyeon secara langsung melupakan kekesalannya.

Ia ingin sekali berkata ‘iya’. Tapi ia khawatir, nantinya akan berharap terlalu tinggi. Dan malah jatuh seperti kemarin-kemarin.

“Aa.. Eum.. Aku-,”

“Sanghyunnie !” belum selesai Jiyeon bicara, tiba-tiba sudah ada yang memotong perkataannya.

“Krystal ?” gumam Sanghyun.

“Hyunnie, pulang denganku yuk !” Krystal menarik-narik tangan Sanghyun manja.

Jiyeon mengkerutkan alisnya kesal dan langsung keluar dari kelas itu.

___

Jiyeon POV

Aigo.. Aku harus menjawab apa? Sepertinya ia tulus mengatakannya. Yah.. Walaupun wajahnya masih seperti itu. Tapi, itu kan yang kusuka darinya?

Kenapa aku malah menjadi mengingat kejadian itu? Aigo.. Apa aku jawab saja iya?

“Aa.. Eum.. Aku-,”

“Sanghyunnie !” siapa itu? Krystal?

“Krystal ?” sepertinya Sanghyun juga kaget dengan kedatangan Krystal.

“Hyunnie, pulang denganku yuk !” melihat Krystal yang bergelayutan manja di tangan Sanghyun, membuatku kesal. Aah.. Aku tak tahan !

Aku langsung berlari ke luar kelas. Tak memperdulikan Sanghyun yang memanggil-manggil namaku.

Sesampainya di luar gedung sekolah, ternyata langit lagi-lagi mendung. Sepertinya akan hujan lagi.

Tak terasa, setetes air mata mengalir dari sudut mataku. Aigo.. Kenapa kau menangis, Park Jiyeon. Seharusnya kau senang, karena tak sempat menerima ajakannya tadi. Kalau iya, bisa-bisa kau berharap pada namja itu lagi. Dan, kau juga tak perlu merasa kesal ! Krystal adalah yeojachingu-nya, Sanghyun. Dan ia berhak bertingkah seperti itu pada Sanghyun. Sementara kau bukan siapa-siapa. Kau harus menerima semua ini ! Yahh.. Sepertinya aku harus menerima semua ini. ‘Cold Goddes’ milik orang lain. Dan, aku harus menerima semua itu.

Ku menyeka airmataku, dan memaksa bibirku untuk menyunggingkan sebuah senyum.

Ku berjalan ke arah gerbang sekolah. Dan.. Jepreet !

Aigo ! Sinar apa itu ? Seperti blitz kamera.

Ku mendekat ke arah semak-semak, tempat sinar itu berasal. Tapi.. Tidak ada siapa-siapa.

Haah.. Akhir-akhir ini selalu saja ada kejadian seperti ini. Apa ada yang membuntutiku ? Apa ada yang menjadi stalker-ku ?

Aah.. Ahni-ahni ! Itu tidak mungkin. Kau ini terlalu kepedean Jiyeon.

Ku mengibas-ngibaskan tanganku bermaksud menghiraukannya dan memutuskan untuk pulang ke rumah orangtua Sanghyun.

Jiyeon POV end

___

Someone POV

Aaah.. Dia sudah keluar. Tunggu, tapi dia kelihatan murung begitu ?? Dan.. Aigo ! Kenapa dia menangis ? Haah.. Apa yang terjadi denganmu Park Jiyeon ?

Terlihat ia sedang menunduk. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu. Tapi tak lama ia mengangkat kepalanya, dan tersenyum. Aigo.. Cepat sekali dia berubah-nya. Haha.. Dasar !

Sementara ia berjalan ke arah gerbang, ku menyiapkan kameraku. Dan.. Jepreet ! Ku berhasil mengambil fotonya lagi untuk yang kesekian kalinya.

Tapi sepertinya ia menyadari kehadiranku, dan menuju ke tempatku berada sekarang.

Aigo.. Bagaimana ini ?

Buru-buru ku mengendap ke pohom yang ada di sekitar tempat ini. Dan.. Huff.. Untunglah ia tak mengecek lebih jauh dan segera pergi.

___

Sanghyun POV

Jiyeon langsung saja berlari ke luar kelas saat Krystal datang.

“Jiyeon !” ku mencoba untuk memanggil Jiyeon. Tapi ia tak menghiraukannya.

“Hyunnie-ya, ayo kita pulang bareng..” Krystal semakin bergelayutan manja di tanganku.

Ku mencoba untuk melepaskan tangan yeoja ini secara halus. “Aish.. Mianhae Krystal. Tapi aku tidak bisa. Aku harus pulang dengannya,” ucapku.

“Nugu? Yeoja itu? Memang dia siapa? Pacarmu? Sampai kau harus pulang dengannya?”

Ku menatap yeoja ini kesal. Semakin lama, dia semakin melunjak saja. “Memangnya kau siapa? Kau pacarku, sampai aku harus pulang denganmu?” ucapku dingin.

Kulihat ia tak menatapku tak percaya atas perkataanku

barusan. Tapi aku tak menghiraukannya dan keluar kelas untuk mengejar Jiyeon.

Sesampainya di luar, ternyata Jiyeon sudah tak ada.

Hh.. Aigo. Bagaimana ini ? Umma menyuruhku untuk pulang bersamanya. Dan sekarang, tak tahu ia sudah dimana.

Lebih baik ku pulang saja. Siapa tahu dia sudah naik bus ke rumah.

Ku mengambil motorku yang ada di parkiran, dan segera pergi dari lingkungan sekolah ini.

Sanghyun POV End

___

Krystal POV

Aish.. Apa-apaan tadi itu ?? Seumur-umur ku berteman dengan Sanghyun, baru kali tadi ia berbicara seperti itu padaku. Dan itu semua gara-gara.. Ahh.. Yeoja yang namanya juga tak ku tahu.

Hh.. Lihat saja yeoja itu. Ia sudah berani-beraninya mengambil perhatian Sanghyun. Aish.. Lihat saja! Tak akan kubiarkan kau mengambil calon namjachinguku!

Krystal POV End

___

Author POV

Sanghyun baru saja sampai di rumahnya. Dengan takut-takut ia membuka pintu rumahnya tersebut. Namun tak disangka orang yang akan dihindarinya sekarang, sudah menunggu di balik pintu.

“Jiyeon mana ?” tanya Nyonya Park cepat.

“A-aigo umma. Kau mengagetkanku saja.. Hahaha,”

“Umma tanya, dimana Jiyeon? Bukan mau melihatmu tertawa,” ketus Nyonya Park.

“Omona.. Ummaku jadi sombong,” canda Sanghyun sambil berjalan ke ruang tengah.

“Ya! Park Sanghyun! Kau tak menuruti perintah umma ya? Umma kan bilang, kalau kau pulang, sekalian juga dengan Jiyeon. Lalu dimana dia ?” tanya Nyonya Park yang mulai kelihatan marah.

Sanghyun menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Ah.. Err.. Itu..”

Belum sampai Sanghyun menyelesaikan perkataannya, pintu depan tiba-tiba terbuka. Ternyata yang masuk, adalah yeoja yang sekarang ini tengah diperdebatkan.

“Aku pulang..” seru Jiyeon pelan sambil menutup pintu.

“Jiyeon-ah. Ayo kesini !” panggil Nyonya Park.

“Waeyo, ahjumma ?”

“Kau kesini naik apa ?”

“Aku naik bus,” jawab Jiyeon singkat.

“Aigo.. Dasar kau Park Sanghyun! Umma kan sudah menyuruhmu untuk mengajaknya pulang, tapi kenapa kau malah membiarkannya naik bus!” teriak Nyonya Park sambil mengetok kepala Sanghyun, membuat namja itu hanya bisa meringis.

“Mian ya Jiyeon.. Semestinya anak ahjumma ini mengantarmu,”

“Gwaenchana-yo ahjumma. Tidak perlu repot-repot,” ujar Jiyeon sambil tersenyum kecut.

“Err.. Bisakah aku naik ke atas duluan, ahjumma ?” izin Jiyeon.

“Ah.. Iya. Istirahat duluan saja. Kau pasti sangat lelah,” sahut Nyonya Park.

“Gomawo, ahjumma. Aku permisi dulu,” Jiyeon sedikit membungkukkan badan dan naik atas.

“Umma.. Aku mau istirahat juga ya..” Sanghyun juga akan beranjak naik atas. Tapi dengan sigap, Nyonya Park menahannya.

“Tidak bisa. Sebagai hukumannya, kau cabuti rumput liar di taman belakang !”

“MWO !??”

Author POV End

___

Jiyeon POV

Jadi tadi Sanghyun mengajakku pulang itu hanya karena disuruh ummanya ? Bukan karena kemauannya ?

Haah.. Menghayal saja aku ini. Tentu saja itu karena disuruh umma-nya. Sekali lagi aku beruntung, tidak menerima ajakannya tadi.

Ku melucuti pakaianku satu persatu dan masuk ke kamar mandi yang berada di

kamar ini.

Berendam di air panas, mungkin akan membuatku lebih baik.

Jiyeon POV End

___

Sanghyun POV

Aigo.. Umma apa-apaan sih ?? Masa aku disuruh mencabut rumput liar ?! Mana panas lagi !

“Kalau kerja, jangan bersungut-sungut seperti itu. Lakukan dengan ikhlas !”

Ku sedikit terlonjak. Hh.. Ternyata umma masih mengawasiku.

“Ne.. Ne..” gerutuku kesal.

Ketika mencabut rumput liar, tiba-tiba bayangan Jiyeon terlintas di benakku.

Yeoja itu.. Aku baru sadar kalau ia lari pada saat Krystal datang tadi di kelas. Kenapa dia lari ya? Apa ia cemburu? Kekeke.. Kalau dia cemburu, berarti dia suka padaku dong. Hahaha.. Kuharap itu semua betul.

“Ya! Kenapa kau senyum-senyum sendiri ?” omel umma.

“Ah.. Ahni-yo, umma..”

“Aish.. Jinjja! Kenapa anak-ku seperti menjadi orang gila seperti ini..” ujar umma-ku. Sedangkan aku hanya bisa senyum-senyum sendiri.

Sanghyun POV End

___

18.30 KST

Author POV

“Sanghyun.. Panggil Jiyeon untuk makan malam !” teriak nyonya Park pada Sanghyun yang tengah menonton di ruang tengah.

“Ne,” sahut Sanghyun kemudian segera naik ke lantai dua.

Ia mengetok-ngetok pintu kamar Jiyeon.

“Jiyeon-sshi..” panggil Sanghyun. Namun tak ada jawaban.

“Jiyeon-sshi..” panggilnya lagi. Namun lagi-lagi tak ada jawaban.

Lancang memang, tapi dengan terpaksa, Sanghyun membuka pintu kamar tersebut.

“Jiyeon-sshi..” Sanghyun menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Tapi, tidak ada  orang sama sekali. Ia memutuskan untuk masuk dan mengetuk pintu. Pikirnya, mungkin yeoja itu sedang berada di kamar mandi.

“Jiyeon-sshi..”

___

“Jiyeon-sshi..”

Jiyeon membuka matanya kaget. Suara itu sukses membuat yeoja itu tersadar dari alam mimpinya. Ia bangkit dari bathup, mengambil handuk, dan melilitkannya di tubuhnya.

“Aigo, sudah berapa lama aku tertidur di sini ?” gumam Jiyeon kemudian segera membuka pintu kamar mandi.

Dan betapa kagetnya ia, saat melihat Sanghyun yang sekarang berada tepat di depannya. Sedangkan Sanghyun membelakkakan matanya saat melihat keadaan Jiyeon yang baru saja keluar dari kamar mandi tersebut.

Menyadari tatapan Sanghyun, Jiyeon buru-buru menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.“Sanghyun-sshi, a-ada apa?” tanya Jiyeon canggung.

Sanghyun mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Ahni-ya. Umma-ku hanya menyuruhku untuk mengajakmu turun,” ujar Sanghyun datar dan langsung keluar dari kamar Jiyeon.

___

Di balik pintu kamar Jiyeon, nampak Sanghyun yang seperti orang kepanasan, mengibas-ngibaskan tangannya ke arah wajahnya.

“Huff.. Jinjja! Kalau yeoja itu terus disini, bisa-bisa aku langsung mati beku di tempat !”

Sanghyun POV End

___

Jiyeon POV

“Ahjumma.. Boleh aku ikut membantu ?” ku menghampiri Taeyeon ahjumma yang tengah mencuci piring di dapur.

“Andwae. Tidak perlu, Jiyeon-ah. Kau menonton saja dengan Sanghyun. Atau tidak, bila kau ada PR, kerjakan saja PR-mu Jiyeon-ah.” tolak ahjumma sambil tersenyum.

“Eum.. Tapi aku tidak ada PR, ahjumma. Jadi aku boleh membantu kan ?” Jiyeon mengeluarkan puppy eyes-nya.

“Aigo, kau ini. Ya sudah, kalau begitu kau bantu keringkan piring-piring ini saja,”

“Ne, ahjumma.”

Setelah 15 menit berkutat dengan piring-piring bersih dan mengkilap, Jiyeon meminta izin untuk ke kamarnya.

Ketika di kamar, Jiyeon segera mengecek handphone-nya yang tergeletak di meja belajar. Ternyata ada 15 missed call dan 20 message dari orang yang sama.

“Aigo! Taemin ?”

Buru-buru Jiyeon langsung menelpon balik.

“Yobosseo, Taemin ?”

‘Jiyeon-ah… Apa kau lupa dengan janjimu.. ??’

“Janji? Janji apa?”

‘Ya.. Kita kan mau nonton bareng,’ terdengar suara Taemin disana yang sudah agak kesal.

“Aigo.. Mianhae, Taemin-ah. Aku lupa !” cengir Jiyeon.

‘Ne, ne. Sekarang kau dimana? Aku sudah menunggu dari tadi di depan rumah-mu. Tapi, kelihatannya tidakada orang..’

“Ahh.. Aku sedang tidak tinggal di situ, sekarang. Kau jemput saja aku di halte bis di jalan XXX. Hehe.. Jangan marah ya, Taem..” bujuk Jiyeon. Sesungguhnya, dia melakukan itu bukan agar Taemin tidak marah lagi padanya. Tapi, karena dia tidak mau melewatkan salah satu film favorit-nya itu.

‘Ne, ne.. Arraseo. Kalau begitu ku-tunggu kau disana. Jangan terlambat ! Film-nya akan diputar sebentar lagi,’

“Ne, arra-yo.”

Sesaat setelah itu, Jiyeon langsung buru-buru mengganti pakaian, memoleskan beberapa make-up tipis ke wajahnya, dan segera turun ke bawah.

Ketika di bawah, ia melihat tuan dan nyonya Park tengah bersantai di ruang tengah tanpa ada Sanghyun.

Dengan ragu-ragu, yeoja itu mendekati mereka.

“Eum.. Ahjussi, ahjumma..”

“Ne, Jiyeon-ah? Waeyo ?” sahut nyonya Park.

“Wah.. Sudah rapi. Mau kemana, Jiyeon-ah?” tanya tuan Park.

“Eungh.. Ahjussi, ahjumma. Aku mau minta izin keluar,” ucap Jiyeon ragu-ragu seraya menundukkan kepalanya.

“Mau kemana ?”

“Ke bioskop, ahjumma..”

“Dengan siapa? Namja ?”

“Ne.. Ne, ahjumma.”

“Bagaimana ya ?” nyonya Park tampak menimbang-nimbang

permintaan Jiyeon.

“Sudah. Kau pergi saja, Jiyeon-ah,” ujar tuan Park tiba-tiba.

“Jinjja-yo ?” mata Jiyeon langsung berbinar tiba-tiba.

“Ne. Asalkan pulangnya jangan terlalu larut,” ujar tuan Park bijaksana.

“Aah.. Gomawo ahjussi, ahjumma. Kalau begitu aku pergi dulu,” ujar Jiyeon kemudian langsung berlari ke luar.

“Ya, Jungsu! Kenapa kau mengizinkan-nya, huh ?” protes nyonya Park.

“Waeyo? Dia tinggal di sini, bukan berarti kita bisa seenaknya menahan ia untuk keluar yeobo~”

“Aish.. Bukan begitu maksudku ! Kau dengar tadi, dia pergi bersama dengan siapa ? Dengan namja !” ujar  nyonya Park sedikit kesal.

“Lalu kenapa kalau namja ?” tanya tuan Park sok bingung.

“Itu akan semakin menyusahkan ! Bisa-bisa kesempatanku untuk menjodohkan Sanghyun dan Jiyeon akal gagal, kalau ternyata Jiyeon sedang dekat dengan seorang namja !”

“…….”

Author POV End

___

Sanghyun POV

Ku beranjak dari tempat tidur ke arah balkon kamar-ku. Sejak makan malam tadi, ku hanya menonton TV sebentar, kemudian langsung masuk ke kamar. Entah kenapa, aku jadi malu. Malu melihat Jiyeon. Apalagi sejak kejadian tadi. Lebih baik

aku di kamar dulu. Daripada keluar, berpapasan dengannya, dan harus ber-sport jantung ria lagi.

Aah.. Aku jadi ingin menelpon seseorang. Ah iya ! Lebih baik aku menelponnya. Mungkin dia bisa membantuku, menyembuhkan ‘penyakitku’ ini.

Ku menekan angka-angka yang sudah sangat kuhapal di tombol-tombol ponselku.

Ku menunggu beberapa saat sampai sebuah suara muncul dari seberang sana *seberang mana maksud kamu cheondung? seberang laut ya? XDD

‘Yobosseo ?’

“Yobosseo, Mir-ah. Ini aku, Sanghyun.”

‘Sanghyun? Wah.. Tumben kau menelpon-ku. Kukira kau sudah lupa padaku,’

“Mana mungkin aku melupakan sahabatku sendiri. Oh ya, bagaimana keadaanmu setelah 3 tahun di Daegu ?”

‘Biasa saja. Tak ada yang menarik,’

“Jinjja? Apakah wanita di sana, tidak ada yang menarik perhatianmu? Kau.. Tidak punya pacar ?”

‘Hh.. Aku malas mencarinya. Kau sendiri ? Haah.. Pasti tidak punya !’

“Haha ! Sebenarnya, bukan tidak. Tapi belum..”

‘Jinjja-yo ? Sudah ada yeoja yang memikat hatimu ? Jadi.. Kau benar-benar saja melupakan‘nya’, huh ?’

“Kalau lupa, tentu saja tidak. Tapi.. Untuk cinta, aku rasa sudah tidak ada lagi,”

‘Baguslah !’

“Tapi Miru-ah.. Penyakit-ku itu muncul lagi,”

‘Penyakit apa ?’

“Haah.. Penyakitku kalau bertemu dengan yeoja yang kusuka,”

‘Aigo! Kau ini sudah kelas 3 SMA, penyakit gugupmu itu masih ada juga ? Hh.. Ya sudah, kalau begitu lakukan seperti dulu saja !’

“Seperti apa ?”

‘Kiss..’

“Ya! Kau gila apa ?? Menatap matanya saja, aku sudah gugup setengah mati ! Kau malah suruh aku menciumnya ??”

‘Lakukan saja ! Dulu kau juga begitu kan ?? Tapi setelah kau mencium‘nya’, kau sudah tidak gugup lagi saat berhadapan dengannya kan ??’

“Heef.. Keurae, keurae, aku akan mencobanya. Tapi.. Ada satu lagi, Miru-ah. Aku juga jadi malu sekarang saat di dekat yeoja itu. Apa kau tahu cara menghilangkannya ??”

‘Ya ! Itu urusanmu. Aku sudah tidak tahu lagi. Sudah ! Aku mau belajar dulu !’

Klik !

“Miru-ya ! Aish..”

Sesaat setelah Mir menghentikan perbincangan mereka yang amat sangat panjang itu, Sanghyun pun langsung keluar dari kamarnya, dan menghampiri umma dan appa-nya yang tengah berada di ruang tengah.

“Umma, Appa, apa kalian melihat Jiyeon ??”

“Dia sedang keluar. Kenapa ? Untuk apa kau mencarinya, hem ?” goda tuan Park.

“A-ahniyo. Aku hanya ingin memintanya untuk membantuku mengerjakan PR saja,” jawab Sanghyun gelagapan. Kemudian namja itu kembali ke kamarnya.

“Ya, Jungsu ! Kau ini suka sekali menggoda Sanghyun,” omel nyonya Park.

“Biarkan saja. Apa kau tadi tidak melihat wajah Sanghyun yang memerah tadi, saat ku goda ? Kelihatannya ia menyukai Jiyeon,”

“Jinjja? Hahaha.. Berarti sekarang masalahnya terletak pada Jiyeon. Kita harus tahu apakah Jiyeon juga menyukai Sanghyun atau tidak. Kalaupun tidak, kita akan membuatnya sampai menyukai Sanghyun !” ujar nyonya Park bersemangat.

Kedua orang itu saling bertatapan lama, kemudian mengeluarkan tawa evil mereka masing-masing.

“HAHAHAHAHA……….”

Author POV End

___

Jiyeon POV

“Ya.. Taemin-ah ! Berhentilah merajuk.. Filmnya akan dimulai sebentar lagi,” ujarku. Entah kenapa namja di samping-ku ini masih saja cemberut, bahkan sampai di dalam gedung bioskop ini pun.

“Siapa juga yang tidak akan kesal kalau sudah menunggu orang sampai 1 1/2 jam lamanya !” gerutunya.

“Yah.. Aku kan sudah minta maaf tadi. Ya sudah, kalau begini aku pergi saja,” ku bangkit dari duduk-ku. Sebenarnya, aku hanya pura-pura saja. Dan, haha.. Tepat perkiraanku, dia akan menahan-ku.

“Ne.. Keurae. Aku tidak akan merajuk. Asalkan kau jangan pergi ya ?” pintanya dengan senyuman yang, yah.. Cukup membuat ia mempunyai fans di sekolah.

“Ne,” ku kembali duduk di kursi-ku.

Film pun dimulai. Setengah jam berlalu, semua baik-baik saja. Tapi beberapa saat kemudian, kepalaku tiba-tiba saja menjadi pusing.

“Taemin..” ku memanggil Taemin sambil sedikit memijat kepalaku.

“Mm ?” kulihat Taemin masih fokus dengan tontonan di depannya.

“Ayo kita pulang..”

“Tunggu, Jiyeon-ah. Film-nya lagi seru-serunya,”

“Ayo, Taemin..” ku menarik-narik kecil hoodie yang Taemin kenakan.

Ku menghentikan aktivitasku saat Taemin mengalihkan pandangannya, dan melirikku kesal.

“Waeyo ?” tanyanya kesal. Sepertinya ia sangat ingin menikmati film ini.

“Kepalaku sakit. Ayo kita pulang !” ujarku pelan karena tak mau mengganggu penonton disini, yang kebanyakan anak-anak.

“Kepalamu sakit ? Aah.. Kenapa tidak bilang dari tadi ? Ayo, kita cari obat di luar.” Taemin membantuku untuk bangkit dan keluar. Sungguh perhatian namja ini. Tapi sayang, aku tidak punya setitik rasa pun padanya. Mudah-mudahan dia akan segera mendapat yeoja yang sama baiknya dengannya. Agar ia tak seperti ini terus padaku. Aku takut.. Nantinya ia malah akan semakin sakit hati kalau terus berharap padaku.

Taemin mendudukkanku di kursi taman, di sekitar gedung bioskop tersebut.

“Jangan kemana-mana. Aku mau beli obat dulu,” perintah Taemin. Dan setelah itu, ia pun pergi entah kemana.

Ya ampun.. Kepalaku juga kenapa tiba-tiba pusing ?? Padahal kan aku masih ingin menonton tadi.

Tak berapa lama, Taemin kembali dengan membawa bungkusan dan sebotol air mineral.

“Igeo, minumlah..” ku mengambil sebutir obat dan air mineral dari tangannya.

“Heeh.. Ini bukan racun kan ??” tanyaku curiga.

“Tentu saja bukan. Masa aku memberikan racun, pada orang yang kucintai sih..” ujarnya sambil tersenyum tulus.

Ku mendelik hingga ia menunduk takut. Langsung saja ku minum obat itu. Karena, sungguh aku sudah tak tahan dengan sakit kepalaku ini.

“Bagaimana ? Sudah baikan ?” tanyanya polos.

“Tentu saja belum, babo. Aku kan baru meminumnya beberapa detik yang lalu,”

“Ah.. Ne,”

Krik.. Krik.. Krik.. Selama beberapa saat suasana menjadi hening. Sampai Taemin membuka pembicaraan.

“Jiyeon-ah,” panggilnya.

“Ne,” sahutku tanpa menatapnya.

“Ya, tatap aku..” Taemin menarik daguku pelan. Hingga kini kami saling bertukar pandang. Bisa kulihat raut wajahnya yang, err.. Kelihatan serius. Ada apa dengan namja ini.

“Waeyo ??” tanyaku sambil melepaskan tangannya dari wajahku.

“Aku tahu ini sudah kesekian kalinya aku mengatakan ini. Dan, aku juga tahu kau sudah mendengar ini untuk kesekian kali. Tapi.. Aku sangat berharap kau mengatakan ‘iya’ kali ini,” ujarnya serius.

“Saranghae, Jiyeon-ah..”

Glek. Aah.. Kenapa ia berkata seperti ini lagi ??

Ku menatap iba padanya seraya menggeleng. “Mianhae, Taemin-ah. Tapi.. Sampai sekian kali ini pun tidak bisa,” ucapku halus.

Ia menatapku lama kemudian langsung menunduk. Aigo.. Aku jadi tak tega melihatnya.

Ia mengangkat kepalanya lagi. “Waeyo, Jiyeon-ah? Waeyo? Kenapa kau selalu menolakku ?”

“Itu karena.. Karena..”

“Waeyo, Jiyeon-ah ?” Taemin mulai mengguncang-guncangkan tubuhku.

“Itu.. Itu karena aku sudah menganggapmu sebagai sahabat-ku, Taemin !” ucapku lantang. Ia menghentikan aktivitasnya dan menatapku nanar.

“Sahabat ?”

“Iya, Taemin. Kau tahu, semenjak 2 tahun lalu kau terus mengikutiku, hh.. Awalnya aku gak risih. Tapi.. Saat kau mulai menunjukkan perhatianmu, aku tahu bahwa lama-lama kelamaan, aku mulai menyayangimu, Taemin. Tapi bukan rasa sayang dari yeoja kepada namja. Tapi, rasa sayang sebagai sahabat Taemin..”

“Geudae..”

“Kau lebih memilih apa, Taemin ? Menjadi namjachingu yang kapan saja bisa putus, dan kadang malah menjadi musuh. Atau sebagai sahabat, yang selamanya tak akan pernah terpisahkan ?”

Ia berpikir sambil memamerkan senyum manisnya itu.

“Kalau begitu, aku akan memilih jadi sahabatmu.” ujarmya sambil memelukku.

“Nah, begitu. Jadi.. Kau jangan pernah bertanya seperti itu lagi. Karena aku akan selalu menjawab ‘tidak’,” kataku sambil membalas pelukannya.

Kurasakan bahuku tempat ia bersandar, basah. Ya ! Apa dia menangis ?

“Ya ! Apa kau menangis ?” ku memukul punggung namja ini.

“Aw.. Sakit, Jiyeon-ah..”

“Dasar ! Namja kok cengeng !” bentakku. Tapi Taemin hanya cekikikan saja.

Jepreet !!

Ya, apa itu ? Ku mengalihkan pandanganku, ke suara dan cahaya blitz yang sukses menarik perhatianku.

Ku melihat seseorang dengan pakaian serba hitam, dan kamera tergantung di lehernya sedang bersembunyi di balik pohon.

“Ya! Siapa kau ??” ku melepaskan pelukan Taemin, dan berlari menuju tempat orang itu.

Orang tersebut langsung kabur. Dan ketika aku akan mengejarnya lagi, Taemin tiba-tiba menahan tanganku.

“Jiyeon-ah.. Waeyo ??”

“Aku mau mengejar orang tadi. Apa kau tidak lihat tadi ia sedang memotret kita ?”

“Sudahlah, mungkin itu hanya orang iseng saja. Kkaja, kita pulang !” Taemin menarikku ke arah pikiran.

Sedangkan aku masih memandangi tempat orang itu menghilang.

Sebenarnya siapa orang itu ??

Jiyeon POV End

To Be Continued..

Gimana? Kurang panjangkah? Atau gimana? Atau anehkah ? Hehehe XDD

sebenarnya aku pengen bikin lebih panjang lagi.. Tapi yah, otak tiba-tiba ngadet. Jadi cuma sampai segitu ajaa ^^.

Oh ya.. Buat para readers yang nebak kalo someone-nya itu Taemin, sekarang udah kejawab kan kalau itu bukan dia.. Tapi.. Hehehe.. Tunggu aja di part-part selanjutnya *author sok misterius*

SEE YOU IN THE NEXT PART !! CHU~

Cold or shy.. boy? (Part 1)

Title : Cold or Shy… Boy? (Part 1)

 

Main Cast :

° Park Jiyeon (T-ARA)

° Park Sanghyun/Cheondung (MBLAQ)

 

Other Cast :

° Lee Taemin (SHINee)

° IU (Lee Ji Eun)

and others.

 

Genre : Romance

 

Rating : PG 15+

 

Length : Chaptered

 

Disclaimer : All cast is belong to themselves and God. But, the plot is mine ^^.

 

A/N : Ini FF pertamaku di blog ini. sekaligus FF kedua-ku. Jadi jangan heran ya kalau msh abal-abal XDD

Oh ya, satu lagi. FF ini CUMA FIKTIF BELAKA. Gak usah diambil serius ^^. Yaudah, Segitu aja bacotnya.

 

NO SIDERS! NO BASHING! AND HAPPY READING ^^

 

___

 Jiyeon POV

Hiks.. Ternyata kau sudah mempunyai yeoja lain ?? Jadi.. Selama ini, kau hanya memberikanku harapan atau apa ?? Aaah.. Aku benci !! Aku benci pada diriku sendiri !! Aku benci karena telah menyukai orang yang memberiku harapan kosong saja !!

 -Flashback-

Lagi-lagi aku melihat mereka berdua bergandengan seperti itu. Bahkan sekarang mereka telah mengumumkan kalau mereka telah berpacaran. Hatiku rasanya sangat sakit. Sangat sakit. Sampai-sampai aku harus menumpahkan airmataku untuk mereka.

“Jinjja? Kalian pacaran? Wah.. Chukkae !” bisa kudengar Minzy memberi selamat untuk mereka.

“Ahaha.. Ne,” kali ini Minho dan Suzy menyahut. Dari suara mereka, kedengaran sekali kalau mereka sangat senang. Aah.. Ini salahku juga. Aku yang tak memberitahu perasaanku terlebih dulu pada Minho. Jadi, dia direbut duluan oleh Suzy.

“Aah.. Kita harus merayakan ini semua, Suzy-ah. Bagaimana kalau kalian semua ku-traktir di kantin, sekarang juga ! Apa kalian mau ??” seru Minho.

“Ne !!” bisa kudengar itu suara Minzy, Kibum, Sohyun, dan Dongwoon.

Mereka tampaknya juga bahagia dengan jadinya Minho dan Suzy. Mungkin, hanya aku saja yang bersedih sekarang.

“Jiyeon-ah !”

Omo! Suzy memanggilku! Bagaimana ini? Aah.. Lebih baik ku pura-pura tidak mendengarnya saja.

Akhirnya kuputuskan untuk tetap menenggelamkan wajahku di dalam himpitan tanganku ini.

“Jiyeon-ah.. Kau tidak mau ikut bersama kami ?” kudengar suara langkah Suzy semakin mendekat ke arahku. Aigo! Jangan sampai ia menyadari kalau aku sedang menangis.

“Jangan ganggu dia. Dia sedang tidur,” suara ini.. Milik siapa?

Ku mendongakkan kepalaku. Park Sanghyun? Murid terdingin yang selama ini pernah ku kenal. Sekarang dia ada di sampingku. Tubuhnya yang tinggi itu membuat ku tak bisa melihat Suzy dan lainnya, mungkin juga sebaliknya. Apa dia melindungiku ??

“Sedang tidur ya? Padahal, kami baru saja mau mengajaknya makan bareng. Ya sudah.. Kalau begitu, apa kau mau ikut dengan kami ??” tanya Suzy pada Sanghyun, mungkin.

“Tidak, terima kasih.” Sanghyun menjawab dengan datar.

“Oh.. Kalau begitu, kami pergi dulu. Ayo, Minho.. Semuanya !”

“Kajja !”

Setelah itu, suara mereka tak terdengar lagi. Ku beranikan diri untuk menyapa orang yang ada di sampingku ini. Tapi belum sempat ku mengucapkan sepatah kata, ia sudah keburu pergi ke luar kelas.

Haah.. Padahal aku ingin berterima kasih padanya.

___

Ku menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Semuanya sudah pulang sejak setengah jam yang lalu. Dan mungkin tinggal aku saja yang ada di sini.

Sesampainya di luar, ternyata langit sudah gelap. Sepertinya akan hujan.

Tees.. Tees..

Itu kan.. Baru kubilang juga apa. Sudah mulai gerimis. Bagaimana ini? Mana aku tidak bawa payung lagi.

Aah.. Lebih baik aku berteduh di halte itu dulu sambil menunggu bis.

Ku berlari ke arah halte terdekat. Disana tak ada seorangpun, hanya aku.

Tees.. Tees..

15 menit aku terus berdiri di sini. Hanya mobil-mobil pribadi saja yang berlalu-lalang di depanku. Dan, tak ada satupun bis yang bisa kutumpangi !

Ck! Ottokhe-yo? Ini sudah terlalu larut. Kalau lebih lama lagi disini, bisa-bisa aku dimarahi eomma.

Lebih baik aku terobos saja hujan ini sampai kerumah. Iya, lebih baik aku lari saja.

Ku baru saja ingin berlari, tapi.. tiba-tiba badanku tertarik kembali ke belakang. Sepertinya ada yang menahan lenganku.

Ku menolehkan kepalaku, dan mendongakkan kepala-ku ke atas. Ternyata itu..

“Sanghyun-sshi ?” sejak kapan orang ini ada di belakangku. Dan, kenapa juga ia menahanku ?

“Kau mau kemana ?” tanyanya datar sambil melepaskan genggaman tangannya di lenganku.

“A-aku mau pulang. Kau.. Kenapa bisa ada disini ?” tanyaku.

“……”

Tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Ia hanya menatapku lama, kemudian menyerahkan payung yang ada di tangannya padaku.

“Kalau kau mau pergi, pakai ini..”

“Ta-tapi bagaimana denganmu?”

“Aku akan menunggu bis datang. Kira-kira 2 jam lagi,”

“Mwo? Tapi itu sudah malam. Kau mau menunggu sampai malam disini ?” tanyaku tak percaya.

“Gwaenchana,” sahutnya kemudian mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Ia rela pulang larut hanya karena meminjamkan payung-nya kepadaku. Tidak bisa.. Ini tidak bisa.

“Sanghyun-sshi, daripada begitu.. Bagaimana kalau kita pulang bareng saja ?” ajakku.

“Mwo ?”

“Ne. Kkaja,” ku langsung saja menarik tangannya. Kami menyusuri jalan yang sudah becek ini di bawah naungan payung milik Sanghyun. Dan pada saat di tengah perjalanan, aku baru menyadari kalau jarak kami sangat dekat. Dan, aku masih mengamit lengannya. Dengan perlahan ku melepaskan tanganku, dan sedikit menjauh darinya.

Tees.. Tees..

Aigo, bajuku basah. Ternyata setengah badanku sudah keluar dari naungan payung.

“Mendekatlah. Kau bisa basah,” ucap Sanghyun tanpa menatapku. Payung itu kini sudah kembali di genggamannya.

“Gwaenchana. Aku memang sudah basah. Hehe,” ucapku sambil tersenyum se-normal mungkin. Walau ku tahu, ia tak melihatku.

Greeb.

Sanghyun menarik dan mendekap tubuhku mendekat padanya. Ku mencoba melepaskannya, tapi ia semakin mempererat tangannya di pundakku.

“Percuma aku meminjamkan payung-ku kepada orang lain, kalau nyatanya orang itu tetap saja terguyur hujan,” ujarnya dingin.

Gleek. Ku langsung terdiam. Perkataanya benar-benar menyindirku.

“Ah.. Ne,” sahutku.

Setelah berdiam cukup lama, akhirnya aku berani menanyakan sesuatu padanya.

“Rumahmu dimana, Sanghyun-sshi ?” tanyaku.

“Seharusnya aku yang tanya. Rumahmu dimana ?” sergahnya cepat.

“Mwo? Untuk apa ?”

“Kau akan kuantar duluan,” ucapnya datar dan lagi-lagi tak menatapku.

“Rumahku sudah dekat kok. Habis ini, tinggal belok kiri aja,”

“Eum,” gumamnya.

Tak berapa lama akhirnya kami sampai di rumahku. Ia mengantarku sampai ke teras rumah.

“Gomawo, Sanghyun-sshi..” ucapku seraya mengembangkan senyum terbaikku.

“Ne,”

Dan setelah mengucapkan itu, ia langsung pergi begitu saja.

“Gomawo!” teriakku lagi, sebelum ia benar-benar jauh. Tapi sepertinya ia tak mendengarnya. Walaupun dengar, mungkin ia akan hanya menghiraukannya saja.

Karena udara semakin dingin, ku langsung masuk ke dalam rumah. Ternyata appa dan umma belum pulang. Hanya ada Jung ahjumma, yang bekerja sebagai pembantu disini. Tapi, meskipun hanya pembantu ia sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri.

Sesampainya di kamar, aku langsung mandi berendam air hangat. Dan setelah berganti baju, ku langsung duduk siap di meja belajarku.

Ku asal mengambil sebuah pensil dan secarik kertas.

Park Sanghyun. Dia sepertinya namja yang baik. Ia sudah melindungiku tadi di sekolah. Dan barusan, ia mengantarku pulang. Keke, ia seperti malaikat untukku. Yaah.. Walaupun agak dingin.

Mungkin kupanggil saja ia ‘Cold Goddes’.

Hahaha, lucu sekali.

Omo, apa ini? Aku tak sadar kalau aku daritadi menggambar sketsa. Sketsa wajah.. Sanghyun? Apa aku terlalu memikirkannya, sampai-sampai aku bisa menggambar wajahnya seperti ini ?

Haah.. Tapi kalau dilihat-lihat, ini lucu juga. Sebaiknya aku tempel di dinding saja.

Ku perhatikan sketsa wajahnya baik-baik.

Dag.. Dig.. Dug..

Omo, melihat gambar wajahmu saja aku sudah berdebar-debar seperti ini. Apa aku jatuh cinta padamu, Sanghyun? Sepertinya iya.

 -Flashback End-

Hiks.. Aku tidak bisa tahan kalau berdiri terus. Aku tidak bisa melihatmu bergandengan tangan seperti itu terus dengan, Krystal. Hiks.. Jahat.

Aku membalikkan tubuhku, pergi dari dalam kantin ini.

Tapi.. Tiba-tiba saja, bruuk! Aku menabrak seseorang, sampai aku terjatuh.

“Mianhae-yo,” ucapku sambil berdiri.

“Jiyeon ?”

Ku mendongakkan kepala. Aah.. Ternyata hanya sahabatku, Ji Eun.

“Jiyeon, waeyo? Neo gwaenchana-yo ?” tanya Ji Eun.

“Ne, Ji Eun. Aku baik-baik saja,” ucapku sambil tersenyum sebisa mungkin.

“Tapi kenapa kau menangis ?”

“Eh? Aku menangis? Aah.. Ahni-yo. Aku hanya kelilipan saja. Hehehe. Sudah dulu ya, aku mau ke kelas saja,” ucapku bohong kemudian langsung berlari ke arah kelas.

 Jiyeon POV End

 Author POV

Ji Eun hanya menatap bingung Jiyeon yang sedang berlari itu. Ia menangkap gelagat aneh pada sahabatnya itu. Dia sudah mengenal Jiyeon selama 5 tahun. Dan dia tahu sekali, bahwa tadi itu Jiyeon hanya berbohong.

“3 hari saja aku tidak sekolah, sudah terjadi hal aneh pada anak itu,” gumam Ji Eun.

Ia melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Pergi ke Kantin. Sebenarnya tadi, ia ingin menyusul Jiyeon yang sedang ada di

Kantin, untuk makan bersama. Tapi karena Jiyeon sudah pergi, dan juga perutnya sudah sangat lapar. Jadi, ia memutuskan untuk makan sendiri saja.

Tapi, baru saja ia memasuki ambang pintu.. Bruuk! Ia melakukan hal yang sama dengan Jiyeon tadi. Menabrak orang. Bahkan kali ini jidat mereka pun bertubrukan.

“Ya.. Lee Taemin! Hati-hati, dong. Ssh..” ringis Ji Eun sambil mengusap jidatnya yang memerah.

“Ne.. Mianhae, Ji Eun-sshi,” ucap Taemin sambil melakukan hal yang sama seperti Ji Eun.

“Eh, kau tahu Jiyeon kemana? Tadi, kulihat ia berdiri di pintu ini saja. Setelah itu, sudah tak ada lagi. Apa kau tahu ?” tanya Taemin.

“Mungkin ia sudah ada di kelas, sekarang. Waeyo, huh? Kau mau mengganggunya lagi ?”

“Hehehe.. Kau seperti tidak tahu saja kebiasaanku, Ji Eun-sshi. Sudah dulu ya, aku mau menyusul jagiya-ku dulu.. Kekeke..” cengir Taemin dan langsung melesat meninggalkan Ji Eun.

“Ya, Lee Taemin! Awas, kalau kau membuatnya kesal lagi. Akan kubuat sate, kau !” teriak Ji Eun. Tapi hanya dibalas gelak tawa oleh Taemin.

“Aish.. Dasar anak-anak,” desis Ji Eun kesal, kemudian masuk ke dalam kelas.

___

Sesampainya di kelas, Taemin langsung sumringah saat melihat Jiyeon yang sedang duduk sambil menutupi wajahnya dengan buku.

“Jagiya !!” teriak Taemin sambil duduk disamping Jiyeon.

“Jagiya.. Jiyeon-ah.. Gwaenchanayo ?” Taemin mengambil buku yang sedari tadi menutupi wajah Jiyeon.

Dan.. Terlihatlah wajah Jiyeon yang sudah berlinangan air mata. Matanya sembab dan sayu, bibirnya pun bergetar.

“Ya, Jiyeon-ah! Wae geurae? Ada apa denganmu ?” tanya Taemin panik.

Bukannya menjawab, Jiyeon malah memeluk tubuh Taemin.

“Hiks.. Taemin-ah.. Hiks.. Hiks..”

“Waeyo, Jiyeon-ah ?” tanya Taemin sambil membalas pelukan Jiyeon. Ia merasa iba sekaligus senang saat dipeluk Jiyeon. Iba, karena ia bisa merasakan kesedihan Jiyeon. Senang, karena baru kali itu ia dipeluk seorang Park Jiyeon.

“Hiks.. Taemin.. Apa kau tahu.. Aku menyukai seorang namja.. Tapi, namja itu.. Ternyata.. Ternyata.. Sudah memiliki yeojachingu.. Huwaaa !! Patah hati, aku Taemin.. Patah hati… !!” racau Jiyeon seraya memukul-mukul dada Taemin.

‘Aaw.. Sakit..’ batin Taemin.

“Ee.. Siapa suruh juga kau menyukai namja lain. Kau kan sudah punya aku,”

“Ya, Lee Taemin! Aku sedang tidak bercanda !” teriak Jiyeon seraya melepas pelukannya.

“Hehe.. Mianhae,”

‘Aku juga sedang tidak bercanda, Jiyeon-ah..’ batin Taemin.

Itulah Lee Taemin. Namja cantik ini adalah namja yang selalu mengejar seorang Park Jiyeon, sejak 2 tahun lalu. Tepatnya, saat mereka masih kelas 1 sma. Entah kenapa ia sangat menyukai Jiyeon, sampai ia selalu mengikutinya setiap hari. Sebenarnya 2 tahun lalu itu, Taemin pernah menyatakan cintanya pada Jiyeon. Tapi malang nasib Taemin, Jiyeon menolaknya. Namun, bukan Lee Taemin namanya kalau ia menyerah begitu saja. Malahan sejak hari itu, Taemin semakin mendekati Jiyeon. Ia bahkan selalu memanggil Jiyeon dengan sebutan, ‘Jagiya’. Awalnya, Jiyeon merasa terganggu. Tapi lama kelamaan, ia hanya bisa pasrah saja. Pikirnya, namja itu nanti akan lelah dengan sendirinya.

“Tapi, betul kan.. Jelas-jelas sudah ada namja ganteng yang selalu disampingmu, kau malah melirik namja lain..” ujar Taemin ke-pede-an.

“Haahh !! Tidak ada gunanya bicara denganmu, Lee Taemin !” teriak Jiyeon kemudian bangkit meninggalkan Taemin.

“Ya.. Ya! Jangan marah jagiya.. !!”

___

Yeoja itu baru saja memasuki halaman rumahnya. Entah kenapa kepalanya sangat sakit selama di sekolah tadi, dan sampai sekarang pun. Yang ada di pikirannya sekarang, ia harus segera pergi menemui ranjangnya. Apalagi, kalau bukan untuk tidur.

“Aku pulang..”

“Jiyeon-ah.. Sudah pulang ?”

Jiyeon kaget saat mendengar suara itu. Yang menyambutnya ternyata bukan Jung ahjumma, melainkan appa-nya sendiri.

“Appa? Tumben, appa pulang cepat..” ujar Jiyeon seraya mendekat ke arah appa-nya.

“Ne. Appa dan umma ada keperluan. Jadi kami buru-buru pulang. Tapi, sehabis itu, kami akan pergi lagi..”

“Pergi? Kemana?” tanya Jiyeon penasaran.

Baru saja appa Jiyeon ingin menjawab, tiba-tiba saja sudah ada suara yang mendahuluinya.

“Jiyeon-ah.. Tepat sekali kau datang nak..” suara itu ternyata berasal dari umma Jiyeon. Wanita paruh baya itu turun dari tangga, dengan membawa sebuah koper besar di tangannya.

“Umma.. Kalian mau kemana ?”

“Appa dan umma akan pergi selama seminggu di London untuk urusan pekerjaan, sayang..” sahut umma Jiyeon.

“Oh, pekerjaan ya..” ucap Jiyeon agak kecewa.

“Iya, sayang. Dan.. Kau juga harus ikut dengan kami,” ujar appa Jiyeon.

“Mwo? Aah.. Ahni-ya. Aku tidak mau, appa. Bagaimana dengan sekolahku nanti? Sehari saja tidak hadir, sudah banyak tugas yang menumpuk. Apalagi seminggu? Shirroe..” tolak Jiyeon mentah-mentah.

“Lalu kalau kau tidak mau ikut dengan appa dan umma, kau akan tinggal dengan siapa disimi ?” tanya appa Jiyeon.

“Dengan Jung ahjumma,”

“Jung ahjumma kan sedang pulang kampung ke rumahnya. Anaknya kan sedang sakit, sayang..” sahut eomma-nya lembut.

“Tapi, aku tak mau meninggalkan sekolahku, eomma. Ottokhe ?”

Eomma Jiyeon nampak tengah sedikit berfikir.

“Aah.. Bagaimana kalau kamu menginap saja dirumahnya teman eomma selama seminggu ini ?” tawar eomma Jiyeon.

“Teman eomma? Nugu ?” tanya Jiyeon.

“Kau tidak perlu tahu. Dia itu sahabat eomma, sejak SMP. Dan, dia juga sudah mengenalmu sayang. Bagaimana appa? Boleh kan ?”

“Yaah.. Terserah kamu saja. Yang penting, Jiyeon tak tinggal sendiri,” sahut appa-nya.

“Okeh. Lalu Jiyeon, kamu mau kan ?”

“Terserah eomma saja,” sahut Jiyeon malas.

“Baiklah. Kau siapkan dulu pakaianmu, Jiyeon. Eomma dan appa akan menunggumu di mobil,” ujar eomma Jiyeon.

Bergegas Jiyeon pun langsung membereskan pakaiannya, dan setelah itu mereka langsung melesat ke rumah yang dituju.

Di tengah perjalanan, eomma Jiyeon nampak sedang menelpon seseorang. Mungkin, sahabatnya itu.

15 menit, akhirnya mereka sampai ke rumah temannya eomma Jiyeon.

“Jiyeon, kau bisa turun sendiri saja kan? Eomma sudah sangat terlambat ke bandara. mian ya, sayang ? tapi, eomma sudah beritahu teman eomma kok kalau kamu akan datang,” ujar eomma-nya panjang lebar.

“Ne, eomma. Gwaenchana,” sahut Jiyeon seraya turun dari mobil.

“Bersenang-senanglah di situ ya, sayang. Eomma dan appa pergi dulu..” eomma dan appa Jiyeon melambaikan tangan dari dalam mobil.

“Ne. Appa dan eomma juga jaga kesehatan,”

sesaat setelah itu, mobil yang orangtuanya tumpangi langsung melesat meninggalkan Jiyeon yang masih berdiri kebingungan di depan itu.

Ia menghela nafas panjang.

“Huff.. Mudah-mudahan saja, orang yang di dalamnya, baik-baik semua..” gumam Jiyeon.

Ia mengetuk pintu rumah tersebut.

Tok.. Tok.. Tok..

Tak berapa lama, pintu rumah terbuka. Nampak seorang wanita di dalamnya.

“Kau pasti, Jiyeon ?” tanya ahjumma itu, ramah.

“N-ne,” sahut Jiyeon gelagapan.

“Sudah kuduga. Kau tidak berubah, Jiyeon-ah. Semenjak, terakhir kali ahjumma melihatmu. Hh.. Kau tetap cantik. Sama seperti ibumu. Ayo masuk,” ujar ahjumma tersebut, jujur.

“Ne. Gomawo, ahjumma.” balas Jiyeon sambil tersenyum canggung.

“Nah.. Jiyeon-ah, di lantai atas ada dua kamar. Dua-duanya, kamar anak ahjumma. Kebetulan, anak yeoja ahjumma sedang di luar negeri. Jadi, tempati saja kamarnya. Kamu mau kan ?”

“Ne, ahjumma. Diizinkan tinggal disini saja, aku sudah sangat berterima kasih..”

“Keurae. Sekarang kau naik saja ke atas, sayang. Beristirahatlah dulu. Ahjumma akan menyiapkan makan malam,” ujar ahjumma tersebut lembut, membuat Jiyeon sangat nyaman. Pikirnya, mungkin ia akan senang tinggal disini.

Baru saja Jiyeon ingin menaiki tangga, ahjumma tersebut sudah memanggilnya kembali.

“Jiyeon-ah,”

“Ne, ahjumma ?”

“Anggap saja rumah sendiri. Tidak perlu canggung. Kalau ada perlu, tinggal panggil saja ahjumma..”

Jiyeon hanya mengangguk sambil tersenyum kemudian naik ke lantai atas.

‘Sepertinya dia cocok dengan putraku,’

Authhor POV End

___

 Jiyeon POV

“Aah.. Jiyeon babo !”

“Aku lupa menanyakan  kamar mana yang milik anak yeojanya ! Babo babo babo !” rutukku pada diriku sendiri. Memang, aku memang sangat bodoh! Di sisi kiri dan kananku, kini ada dua buah ruangan kamar. Yang salah satunya, untuk aku tiduri. Haah.. Tapi, aku lupa bertanya itu ruangan yang mana. Bertanya pada ahjumma.. Ah, tapi aku tak mau merepotkannya hanya gara-gara hal seperti ini. Lebih baik, kucari sendiri saja.

Heem.. Pintu yang pink atau coklat ya?

Aah.. Mungkin yang pink. Biasanya kan, yeoja suka yang berbau pink. Tapi, lebih kulihat dulu ruangan yang lainnya.

Cleek.. Cleek.. Pintunya terkunci. Aah.. Sudahlah, aku masuk saja ke kamar yang berpintu pink ini.

Cleek.

Huwaa.. Ruangannya bagus sekali. Dekorasinya tertata dengan baik. Haah.. Nampaknya aku akan benar-benar nyaman tidur disini.

Setelah meletakkan koperku di sudut ruangan, ku langsung saja menghempaskan tubuhku di atas ranjang.

“Capek sekali.. Lebih baik aku tidur dulu,”

Ku menyetel alarm di handphoneku, dan tak berapa lama ku langsung terbawa ke alam mimpi.

Sanghyun POV

“Aa, Krystal.. Aku pulang dulu, ya..” ujarku pada Krystal yang masih bergelayutan di lenganku.

“Yaah.. Sanghyun-ah.. Tapi, aku kan masih ingin bersamamu,” ujarnya manja.

“Tapi, eomma-ku sudah menyuruhku untuk pulang. Mianhae..” dustaku. Terpaksa, aku harus berbohong pada yeoja ini. Sungguh, aku sudah tidak tahan seperti ini. Masa karena ia diputuskan oleh pacarnya, sekarang aku yang menjadi tempat bermanja-manja oleh yeoja ini. Huaah, aku memang berniat untuk menghiburnya. Tapi, kalau sudah seperti ini aku tak mau lagi. Mana orang dikiranya, kami pacaran lagi. Aku kan sudah punya yeoja yang kusukai. Kalau yeoja yang ku suka itu melihatku dengan Krystal, bagaimana ?

“Keurae. Sana pergi saja !” rajuk Krystal.

“Mianhae, Krystal..” ucapku berusaha se-menyesal mungkin.

Ku langsung saja pergi ke arah parkiran. Menaiki motor-ku, dan langsung melesatkannya meninggalkan halaman sekolah ini. Aku ingin cepat-cepat sampai di rumah. Rasanya capek, seharian bersama yeoja itu.

5 menit kemudian, akhirnya sampai juga di rumah. Ku meletakkan motorku di dalam garasi, dan setelah itu langsung masuk ke dalam rumah.

“Eomma, aku pulang !” teriakku.

“Ne !” sahut eomma dari arah dapur. Mungkin, eomma-ku sedang memasak.

Sesampainya di depan kamar, ku merogoh saku dan membongkar tasku.

Loh? Dimana kunci kamarku? Aah.. Pasti tertinggal di loker sekolah! Aish..

Aku tidur di kamar noona saja, ah. Kebetulan kan noona sedang ada di luar negeri.

___

 Author POV

Sanghyun masuk ke dalam kamar noonanya. Tanpa melepas seragam, ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Dan tanpa melihat siapa yang ada di balik selimut, ia langsung terlelap dalam tidurnya.

___

Kedua manusia itu. Kedua manusia yang berbeda jenis. Namja dan yeoja. Berada dalam satu tempat. Mereka tengah menikmati tidur mereka yang lelap. Kehangatan dan pelukan yang mereka berikan masing-masing, menambah kenyamanan tidur mereka. Sampai semuanya terhenti, saat salah satu handphone milik mereka berbunyi.

Tiit.. Tiit.. Tiit.. Tiit..

Mereka berdua menggeliat malas dalam pembaringan mereka tersebut. Sampai salah satu dari mereka, menyadari kalau-ia-tak-sendiri di tempat itu.

“AAAAAAAAA……….. !!”

“Aaaa… !! Kamu kenapa ada disini !!?” teriak si yeoja panik.

“Semestinya aku yang tanya, kenapa kau ada disini !!?” sahut si namja tidak kalah panik.

Disaat mereka beradu dengan kepanikan mereka, tiba-tiba seorang wanita paruh baya masuk ke dalam ke kamar tersebut.

“Ada apa i-,” ucapan ahjumma tersebut terputus saat melihat dua orang remaja di depannya, yang juga menatap ahjumma itu antara bingung dan panik.

“Park Sanghyun !! Apa yang kau lakukan pada Jiyeon !?” ahjumma itu bergegas menghampiri mereka, dan langsung menjewer telinga Sanghyun-yang-notabene-adalah-putranya sendiri.

“A-a-aku tidak melakukan apa-apa, umma…. Sakit… !!” ringis Sanghyun.

“Tidak melakukan apa-apa, apanya? Jelas-jelas kau tidur di kamar noona-mu. Padahal disini kan sedang ada Jiyeon !” teriak umma Sanghyun yang emosi sekaligus kaget dengan hal ini.

Sedangkan Jiyeon hanya menatap miris melihat pemandangan yang ada di depannya.

“A-aku tidak ta-tahu kalau sedang ada orang disini.. Aku langsung tidur saat itu. Lagipula.. Aku tidak melakukan apa-apa padanya, kok eomma.. Pakaiannya saja masih lengkap. Aaaw !!” Sanghyun makin merintih kesakitan.

Eomma Sanghyun melirik Jiyeon yang ketakutan melihat tingkah eomma dan anak itu. Wanita tersebut melepas Sanghyun, dan mendekati Jiyeon.

“Jiyeon-ah, gwaenchana-yo? Apa Sanghyun melakukan sesuatu padamu ?” tanya eomma Sanghyun seraya memegang bahu Jiyeon.

“Ne, ahjumma. Gwaenchanayo. Heem.. Sepertinya tidak ada. Pakaianku juga masih lengkap kok,” ujar Jiyeon seraya tersenyum semanis mungkin.

“Mianhaeyo. Maafkan Sanghyun ya? Semestinya, ia tidak tidur di sini. Maafkan anak ahjumma, ya ?” pinta wanita itu.

“Ne, ahjumma. Gwaenchana..”

“Gomawo ya, sayang. Heh, Park Sanghyun! Sekarang kau yang minta maaf langsung padanya !” teriak eomma Sanghyun sambil melirik tajam ke arah namja itu.

“Mwo? Naega?” kaget Sanghyun.

“Ne. Siapa lagi ?”

Sanghyun menghela nafas kecil. Dengan wajah datarnya, ia meminta maaf.

“Mianhamnida, Jiyeon-sshi,” ucapnya sambil sedikit membungkukkan badan.

“Ne. Gwaenchana Sanghyun-sshi,”

“Haah.. Sekarang masalahnya sudah selesai. Makan malam sudah hampir siap. 15 menit lagi, kalian turun ya..” ujar eomma Sanghyun seraya keluar dari kamar, diikuti pula oleh Sanghyun. Sementara Jiyeon, ia masih saja terduduk di ranjang itu.

‘Aigo! Ternyata Sanghyun juga tinggal disini ?? My Cold Goddes ? Aah.. Apa yang baru saja kau katakan tadi, Park Jiyeon? Dia bukan punyamu. Dia itu milik Krystal ! Jadi, kau sudah tak ada harapan lagi. Berharap pada namja yang hanya memberimu harapn kosong saja? Aakh.. Menyebalkan sekali! Menyebalkan sekali, melihat raut wajahnya yang selalu datar dan dingin padaku itu. Apa dia tak ada ekspresi lain, yang bisa ia tunjukkan padaku? Dasar namja menyebalkan! Mulai sekarang akan kuganti julukannya. Bukan Cold Goddes lagi, melainkan Cold Devil! Aish..’ cerca Jiyeon. Entah kenapa, ia menjadi benci bila melihat wajah Sanghyun, sejak melihat namja itu bersama Krystal. Apakah dia cemburu, atau apa? Entahlah, hanya yeoja itu yang tahu.

___

Appa Sanghyun sudah pulang dari kantornya. Dan sekarang, mereka berempat, Appa dan eomma Sanghyun-Sanghyun-dan Jiyeon, tengah menikmati makan malam mereka.

“Jadi kau Jiyeon, anak Yoochun dan Ga In itu? Wah.. Neomu yeppeo. Seperti umma-mu,” puji appa Sanghyun yang bernama Jungsu itu, kepada Jiyeon.

Jiyeon yang pipinya sudah merah itu, hanya bisa berterima kasih.

“Ne, ahjussi. Gomawo..”

“Aish, Jungsu !” tiba-tiba saja eomma Sanghyun mencubit perut suaminya. Mungkin ia cemburu. Karena hanya sahabat, dan anak sahabatnya saja yang dibilang cantik.

“Aw !! Ne, ne.. Kau juga cantik. Bahkan lebih cantik, dari mereka Taeyeon-ah..” bujuk Jungsu, pada istrinya, Kim Taeyeon, yang masih terlihat cemberut.

Jiyeon menatap aneh pada dua orangtua itu. Sedangkan Sanghyun, dia rasanya ingin muntah.

“Aish, appa dan umma, hentikan !! Kalian tak malu apa dilihat orang lain ??” bentak Sanghyun.

Jungsu dan Taeyeon menghentikan kegiatan mereka. Mereka menatap Jiyeon yang langsung mengalihkan pandangannya.

“Mianhae. Haha,” tawa Jungsu appa, garing.

“Err, iya. Ah.. yeobo, bolehkan Jiyeon tinggal disini? Eomma-nya menitipkannya padaku,” pinta Taeyeon eomma.

“Tinggal disini? Tentu saja, boleh. Supaya tambah ramai. Semenjak Dara pergi ke Amerika, rasanya rumah ini sunyi sekali. Karena, sudah tak ada lagi yang memarahi dan memukuli Sanghyun,”

“Hmmphh..” Jiyeon hampir saja memuncratkan makanannya, saat Jungsu mengatakan itu. Tapi, untunglah bisa ditahannya.

“Aish, appa. Jangan sembarangan ngomong dong,” keluh Sanghyun kesal.

“Ah.. Ne Ne. Appa mengerti. Kau tidak ingin kartumu dibuka, di depan yeoja cantik seperti Jiyeon kan? Haha.. Arraseo, arraseo..” ujar Jungsu yang semakin membuat wajah Sanghyun semakin kesal.

“Appa, jangan buat Sanghyun tambah kesal. Sudahlah, sekarang lanjutkan saja makannya,” ujar Taeyeon eomma. Dan mereka pun melanjutkan makan, malam itu.

___

Sanghyun POV

Aish.. Gara-gara kunci tertinggal saja, sekarang aku harus tidur di luar. Di ruang tengah. Ck! Mulai besok, aku tidak akan mengunci kamarku lagi.

Sambil merapatkan selimut yang menyelimuti tubuhku, ku mengganti-ganti channel tv yang ada di depanku dengan malas. Ck! Apa tidak ada acara yang bagus tengah malam begini?

Hoaam.. Ngantuk sekali. Lebih baik aku tidur saja.

Ku baru saja ingin merebahkan tubuhku. Sampai sesuatu yang turun dari tangga, mengalihkan pandanganku.

___

Author POV

Jiyeon terbangun dari tidurnya. Ia melirik ke arah jam weker di sebelah ranjangnya.

“Baru jam 12 ?”

Ia meletakkan kembali jam weker tersebut.

“Haus…” gumamnya. Yeoja cantik itu turun dari ranjangnya dan berjalan ke luar kamar.

Tapi saat menuruni tangga, betapa kagetnya ia saat melihat Sanghyun sedang ada di bawah. Memandanginya pula. Tapi, Jiyeon berusaha untuk setenang mungkin. Dan malah memasang wajah datarnya. Tanpa mimik sedikitpun.

Ia balas menatap Sanghyun dengan pandangan dinginnya. Begitu pula dengan Sanghyun. Mereka seperti ingin berperang saja.

“Waeyo, huh?” gertak Jiyeon.

“A-ahniyo,” sahut Sanghyun gelagapan

“Sshh..” desis Jiyeon pelan.

Ia kembali melanjutkan perjalanannya ke dapur, mengambil air minum, dan kembali ke dapur tanpa melirik ke arah Sanghyun sedikitpun.

___

 Sanghyun POV

Aigo.. Itu kan Jiyeon? Ia memakai piyama pink yang lucu. Aigo.. Neomu aegyo ><.

Ku memandanginya. Dan saat ia balas menatapku,

Deeg…!!

Omo.. Seperti ini lagi. Selalu saja seperti ini kalau ada yeoja itu disekitarku.

Keringat dingin mulai turun dari pelipisku. Tapi untunglah, ruangan ini tidak terlalu terang. Hanya ada cahaya dari layar tv. Jadi, Jiyeon tak mungkin melihat wajahku yang sudah basah akan keringat ini.

Tapi, sepertinya pandangan yeoja ini lain. Tatatapannya dingin. Tak seperti yang kulihat tempo hari. Saat kami

pulang bersama. Ada apa dengan dia?

“Waeyo, huh?” bentaknya tiba-tiba.

“A-ahniyo,” sahutku yang kaget.

Setelah itu, langsung pergi ke dapur. Dan kembali tanpa melirikku sedikitpun.

Ada apa dengan yeoja itu? Apa dia marah, gara-gara kejadian tadi siang? Tapi aku kan sudah minta maaf. Lagipula ia juga sudah bilang, tidak apa-apa. Aah.. Mollaseo. Haah.. Yeoja itu memang selalu bisa membuatku bahagia juga penasaran, sejak kami sekelas 10 bulan yang lalu.

 -Flashback-

Hari ini adalah hari pertama sekolah lagi. Saat ini aku sudah duduk di kelas 3 SMA.

Sekarang aku tengah berada dalam kelas.

Karena belum ada guru, kelas ini ribut sekali. Ada para yeoja yang tengah bersolek dan bergosip ria, ada yang sedang memalak, ada juga yang tengah berciuman di sudut kelas. Hh.. Apa tidak ada yang lebih buruk lagi di kelas ini?

“Hai,”

ku mendongakkan kepalaku ke atas. Seorang namja dengan rambut pirangnya tengah tersenyum padaku.

“Hai,” balasku.

“Boleh ku duduk disampingmu ?” tanyanya seraya melirik kursi kosong di sebelahku.

“Boleh,”

“Gomawo,” ujarnya sambil duduk.

Ku hanya tersenyum menanggapinya.

“Oh, iya. Kenalkan, aku Kim Kibum. Tapi panggil saja, Key.” ujarnya sambil menjulurkan tangannya padaku.

“Sanghyun. Park Sanghyun,” sahutku seraya mengamit tangannya.

Ia tersenyum sambil melepaskan tangannya. Ia mengeluarkan sebuah komik dari tas-nya dan memakan sebuah permen karet.

Kemudian dia hanya diam saja sambil membaca komiknya.

Ternyata ada juga yang normal di kelas ini, pikirku.

“Hai, Key~” belum beberapa detik ku mengalihkan pandanganku dari namja itu, beberapa orang yeoja ternyata tengah menghampirinya.

“Hai, Key… Tidak kusangka ternyata kita sekelas lagi,” kata seorang yeoja sambil duduk di meja Key.

“Ne, jagi…” balas Key sambil membelai rambut yeoja itu.

“Aku juga kangen padamu, Key..” ujar yeoja yang lain. Kali ini, yeoja itu duduk di pangkuan Key.

“Ahaha.. Aku juga. Bagaimana kalau kita lanjutkan di tempat biasa saja ?” ujar Key.

“Kkaja !” Key dan dua yeoja itu pun keluar dari kelas. Haah.. Ternyata namja itu sama saja dengan semua yang di kelas ini.

___

Ring ding dong..

Semua murid dan telah berkumpul di dalam kelas, untuk menerima pelajaran di  tahun ajaran yang baru ini. Termasuk si Key itu. Nampak beberapa bekas lipstic yang telah pudar di lehernya. Dan bila kulihat, ia hanya nyengir saja.

“Selamat pagi anak-anak. Selamat datang di kelas 3-B. Dan saya, adalah wali kelas kalian untuk tahun ini,” ujar Han songsaenim. Wali kelasku ini terlihat masih muda dan cantik. Tapi, masih lebih cantikan umma-ku.

“Sekarang giliran kalian memperkenalkan diri kami masing-masing,”

Satu persatu mulai memperkenalkan diri mereka. Dan sesudah itu, pelajaran pun dimulai.

30 menit berlalu, pintu kelas tiba-tiba ada yang mengetuk. Han songsaenim membukanya.

“Kau, di kelas ini ?” tanya songsaenim.

“Ne, songsaenim..” terdengar sahutan seorang yeoja.

“Kenapa kau terlambat? Sudah tahu ini hari pertama sekolah. Kau tidak boleh masuk sampai pelajaran songsaenim selesai,”

“Mwo? Aah.. Tadi aku terlambat bangun, songsaenim. Tolonglah, sam. Izinkan aku masuk. Aku tidak mau ketinggalan satu jam pelajaran-pun. Ayolah songsaenim.. Izinkan aku masuk.. Jebal..” yeoja itu kedengaran memohon pada songsaenim. Dan, entah raut wajah seperti apa yang ia tunjukkan pada songsaenim, sehingga songsaenim mengizinkannya masuk. Karena aku pun belum bisa melihat wajah yeoja itu.

“Jinjja? Aah.. Gamsahamnida songsaenim,”

Songsaenim dan murid itu pun, masuk ke dalam kelas.

Aigo.. Yeoja itu cantik sekali. Neomu yeppeoda. Dan.. Entah ini hanya perasaanku atau yeoja ini benar-benar cantik. Murid namja di kelas ini juga memandanginya, kagum.

“Sekarang perkenalkan dulu dirimu,”

“A-a, ne.. Songsaenim.”

“Annyeong haseyo, chingudeul. Cheonun Park Jiyeon imnida. Aku dari kelas 2-A. Beberapa dari kalian mungkin sudah mengenalku. Dan untuk yang belum mengenalku, semoga kita bisa berteman dengan baik. Gamsahamnida,” ujarnya diakhiri dengan sebuah senyuman yang manis.  Aigo.. She’s really a cute girl !

“Nah, Jiyeon. Sekarang kamu boleh duduk di tempat yang kosong,”

“Ne, sam.”

Jiyeon menuju ke salah satu meja di belakang kelas, dan duduk bersama salah satu siswi yang kuingat-ingat bernama Ji Eun.

Aah.. Manis sekali yeoja itu. Matanya, bibirnya, dan rambut panjang coklatnya benar-benar indah. Kurasa aku mulai menyukai yeoja itu. Love at the first sight? Mungkin.

Mungkin ia menyadari kalau sedang diperhatikan orang, Ia mengalihkan tatapannya ke arahku. Ia tersenyum padaku.

Dan..

Deeg !

Aah.. Lagi-lagi seperti ini. Kenapa harus seperti ini lagi ??

Tak terasa setetes keringat dingin mulai membasahi pelipisku.

Ayolah Park Sanghyun.. Balas senyumannya..

Ku mencoba menarik sudut bibirku. Tapi, haah.. Tak bisa. Ayo, Sanghyun.. Jangan biarkan rasa gugupmu mengalahkanmu..

Entah sudah seperti apa raut wajahku sekarang, sehingga membuat Jiyeon mengerutkan dahinya seraya tersenyum masam. Kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

Aigo.. Kau gagal Park Sanghyun !!

“Ya. Tadi si Jiyeon yang cantik itu tengah tersenyum padamu, kan ?? Tapi kenapa kau malah menatap dingin padanya ?? Haha.. Kau ini,” ujar Key.

Ku terhenyak. Benarkah ?? Aah.. Aku benar-benar sudah melewatkan kesempatan.

 Sanghyun POV End

 -Flashback End-

___

Author POV

Pagi itu keluarga tuan Park Jungsu ditambah Jiyeon, tengah sarapan pagi bersama. Mereka menyantap roti bakar buatan Ny. Taeyeon dengan tenang.

“Umma, appa. Aku sudah selesai. Aku pergi dulu ya,” Sanghyun bangkit dari duduknya dan hendak keluar dari rumah.

“Yaya.. Tunggu dulu, Sanghyun. Sekalian antarkan Jiyeon juga. Kalian kan satu sekolahan..” suruh Taeyeon umma.

Sanghyun menganga, sedangkan Jiyeon memuncratkan susunya saking kagetnya.

“Mian-mianhaeyo,” sesal Jiyeon sambil membersihkan bekas susunya.

“A-ahjumma.. Sepertinya hal itu tidak perlu. Aku, bisa kok naik bus sendiri..” ucap Jiyeon seperti menghindari sesuatu.

“Itu tidak perlu Jiyeon-ah. Lebih baik kau simpan saja uangmu. Kalau disini ada ojek gratis, buat apa kau harus naik bis ??” celetuk Jungsu appa.

“Keke.. Iya, Jiyeon-ah. Sudah sana, kalian berdua pergi saja,” ujar Taeyeon umma.

Dengan terpaksa Jiyeon pun berdiri dan mengikuti Sanghyun yang sudah berjalan duluan. Tetapi sebelum itu, ia sempat meminta izin terlebih dahulu pada kedua orangtua itu.

Jiyeon memperhatikan Sanghyun yang tengah mengeluarkan motornya dari dalam garasi.

“Kau ingin naik atau hanya berdiri di situ saja ?” tanya Sanghyun datar. Namun sebenarnya di dalam hatinya, tengah ada perasaan senang yang bergejolak dan rasa gugup yang berlebihan. Tapi sayangnya, hal itu tidak bisa dinampakkan dari wajah dan perkataannya.

Jiyeon mendekat ke arah Sanghyun dengan bersungut-sungut. Sampai saat ini, Jiyeon belum bisa melupakan kekesalannya pada namja tampan di depannya itu. Kekesalan yang tak pernah Sanghyun buat dan tahu.

“Helm-nya cuma satu,” ucap Sanghyun tanpa menatap Jiyeon.

“Lalu ?”

“Lalu kau pakai apa ??” Sanghyun mengalahkan rasa gugupnya, dan berhasil menatap Jiyeon. Namun lagi-lagi yang muncul hanya wajah datarnya lagi. Jiyeon yang melihatnya pun, jadi bete dengan sendirinya.

“Kalau begitu, kau saja yang pakai..” sahut Jiyeon sekenanya.

“Tidak bisa. Lebih baik kau saja yang pakai,” kata Sanghyun dan langsung saja memakaikan helm berkaca hitam transparan itu di kepala Jiyeon.

‘Haah.. Dengan begini, aku tak bisa menatap matanya langsung..’ batin Sanghyun.

“Tidak perlu..” Jiyeon baru saja ingin melepas kembali helm tersebut, tapi langsung ditahan oleh Sanghyun.

“Jangan. Aku tahu sifat seorang yeoja. Mereka paling tak suka kalau rambutnya berantakan, saat naik motor. Nah, lebih baik kau saja yang pakai..” ujar Sanghyun yang kali ini hatinya sudah mulai tenang.

Jiyeon hanya diam dan menuruti perkataan Sanghyun.

“Kkaja,” ajak Sanghyun, dan Jiyeon pun duduk di belakangnya.

“Jangan ngebut. Aku tidak mau memelukmu,” kata Jiyeon.

“Ne..” balas Sanghyun kemudian langsung melesatkan motornya ke sekolah.

Author POV End

___

Someone POV

 

Jepreet..

Aah.. Ternyata tempat tinggal barumu disini ??

Untung saja kemarin aku berhasil mengikutimu. Kalau tidak bisa-bisa aku tak melihat dan memotretmu pagi ini.

Tapi, siapa namja itu ?? Apa dia pacarmu, lagi ?? Aah.. Kenapa Park Jiyeon ?? Kenapa kau itu selalu dekat dengan para namja ?? Asal kau tahu.. Hanya aku yang bisa bersamamu nantinya.

Tunggu saja. Sampai nanti aku muncul, aku akan benar-benar membuatmu menjadi milikku. Dan.. Tak ada satu namja pun yang bisa untuk mendekatimu lagi. Kecuali, aku.

To Be Continued..

Akhirnya.. Jadi juga part 1.

Gimana gaje kan ??

Maklum.. Namanya juga author gaje.. Jadi FF-nya juga gajee XDD

Sekedar pemberitahuan, nantinya FF ini bakal dipost seminggu sekali ^^

 

Coment yaa.. Kalau bisa like sih.. Hehehe xDD

 

SEE YOU~