My Best Friends and My Love

Judul : My Best Friends and My Love

Cast :

  • Super Junior member
  • SNSD member
  • F(X) member
  • SHINee member

Type : OneShoot

Genre : Friendship, Romance

Rating : General

Author : Park Young Hee

Disclaimer : This Fanfiction is original story of mine. So, Don’t BASHING

***

Di sekolah

Tiffany’s pov

“Pagi Tiffany”

Begitulah teman-temanku menyapaku. Hari ini adalah hari pertamaku kembali kesekolah. Sudah 1 bulan aku libur sekolah. Aku sangat merindukan teman-temanku.

“Pagi semuanya.” sapaku kepada teman-temanku ketika aku memasuki kelas.

“Oh, Tiffany. Annyeong?” tanya Taeyeon, teman sebangkuku menyapaku.

“Geurom gwaenchana. Kalian liburan kemana saja?” tanyaku kepada semua teman-teman perempuanku.

“Aku ke Singapura. Jawab Hyoyeon.

“Aku ke Paris. Kalau kamu sendiri liburan kemana?” tanya Jessica.

“Aku liburan tidak kemana-mana. Aku hanya menulis, menulis, dan menulis cerita.” jawabku dengan bahagianya.

“Ya ampun. Memangnya kamu tidak pulang ke Amerika?” tanya Soehyun heran.

“Aniyo. Liburan kali ini aku tidak pulang ke Amerika. Karena aku ingin memperdalam hobiku, yaitu menulis.” kataku sambil tersenyum.

“Apakah kamu masih menyukai Siwon?” tanya Yoona dengan nada yang sedikit meledekku.

“Geurom. Tapi kalian jangan bilang-bilang sama semua orang.” kataku berbisik pelan sambil tersipu malu.

“Geurom. Kami tidak akan bilang, kecuali satu orang.” kata teman-temanku sambil melihat kearah Jessica.

“Kenapa kalian semua melihat kearahku?” tanya Jessica dengan heran dan tampang bodohnya itu.

“Tiffany, ada Siwon.” kata Yuri sambil melihat kearah Siwon.

Akupun melihat kearah Siwon. Sejak liburan sekolah, aku belum melihat wajahnya lagi. Aku menyukai Siwon sejak aku kelas 1 SMA, dan sekarang aku kelas 3 SMA, dan berarti kurang lebih aku sudah menyukainya selama 2 tahun. Dan selama itu juga, aku belum pernah mengatakan perasaanku kepadanya. Aku takut kalau berpacaran dengan dia dan kami memiliki konflik, hubungan kami akan menjadi renggang. Karena aku sudah berteman baik dengannya sejak kami satu kelas saat 2 SMA.

“Hai Tiffany!” sapa Siwon kepadaku.

“Oh! Hai!” jawabku sambil tersipu malu. Teman-temanku yang melihat hanya bisa menggodaku, sehingga aku bertambah tersipu malu.

Bel masuk sekolah sudah berbunyi, itu pertanda bahwa pelajaran akan segera dimulai. Aku dan teman-temanku pergi ketempat duduk kami masing-masing. Selama jam pelajaran pikiranku terfokus pada satu orang, yaitu Siwon. Entah kenapa, semakin hari dia terlihat semakin tampan.

“Hey Tiffany! Kuperhatikan daritadi kamu hanya melihat Siwon? Waeyo?” tanya Taeyeon kepadaku dengan suara berbisik.

“Aniyo.” jawabku yang langsung memperhatikan pelajaran.

Tanpa terasa pelajaran kami hari ini sudah usai. Aku dan teman-teman sekelasku berencana untuk menonton film di bioskop.

Di mall

aku dan teman-temanku pergi ke suatu mall. Sebelum menuju bioskop, kami berkeliling disekitar mall. Bagaikan pelaja yang sedang melakukan study tour disuatu tempat yang bertemakan pendidikan, hanya saja tempat yang kami kunjungi bukan bertemakan pendidikan, tetapi bertemakan hiburan.

“Eh! Kita mau nonton apa?” tanya Sunny.

“Bagaimana kalau kita menonton film yang paling banyak ditonton.” jawab kyuhyun.

“Yang paling diminati banyak.” jawabku.

“Hey Siwon! Menurutmu kita nonton apa?” tanya Leeteuk.

“Aku terserah kalian saja. Tiffany, menurutmu film apa yang paling banyak diminati saat ini?” tanya Siwon tiba-tiba kepadaku.

“Aku terserah kalian saja.” jawabku sedikit gugup.

“Aduh-aduh, Tiffany sama Siwon jawabannya sama.” kata Heechul menggodaku.

“Hey Tiffany, kenapa kamu terlihat gugup? Siwon kan tidak akan memakanmu.” celetuk Shindong.

Teman-teman sekelasku menertawakanku. Akupun hanya bisa tersipu malu. Akhirnya kami menonton film yang berjudul “Attack The Pin up Boys”.

Kurang lebih 2 jam kami menonton film. Haripun sudah semakin siang. Kamipun juga sudah lapar karena sudah waktunya untuk makan siang.

“Cari makan yuk! Laper nih.” ajak Yoona sambil memegang perutnya.

“Iya nih. Aku juga sudah lapar. Makan popcorn tidak membuatku kenyang.” kata Yuri membenarkan perkataan Yoona.

“Hey Tiffany dan Siwon! Boleh minta bantuan tidak?” tanya Amber. Akupun mulai curiga dengan pertanyaan Amber itu.

“Ya, boleh. Bantuan apa?” tanya Siwon dengan coolnya.

“Kalian berdua bisakan tolong pesankan kami tempat duduk untuk makan? Kita semua mau membeli beberapa keperluan dulu, sedangkan kalian kan, tidak membutuhkan beberapa keperluan.” jawab Amber dengan santainya. Seperti yang sudah kuduga, dia akan meminta sesuatu hal yang aneh.

“Kenapa harus kami berdua? Yang lain kan juga banyak?” kataku dengan sedikit kesal.

“Sudahlah Tiffany, kita hanya perlu pesan 26 tempat, itu kan bukan hal yang sulit.” kata Siwon mencoba membujukku.

Merekapun pergi meninggalkan aku dan Siwon. Aku tak bisa berkata apa-apa jika berada disampingnya. Perasaan gugup itu selalu saat aku sedang bersamanya. Sepanjang perjalanan menuju restoran, aku maupun Siwon tidak ada yang saling bicara, kami berdua saling diam. Namun akhirnya Siwonpun berbicara duluan.

“Tiffany ssi.” kata Siwon memulai pembicaraan. Namu ini terasa aneh bagiku, tiba-tiba dia memanggilku dengan formal.

“Ne, waeyo?” tanyaku dengan sedikit gugup.

“Sepanjang perjalanan kita berdua saling diam terus, itu sangatlah membosankan.” jawabnya sambil tersenyum manis kepadaku.

“Oh! Benarkah? Tapi kenapa tiba-tiba kamu memanggilku dengan formal?” tanyaku penasaran. Namun Siwon seakan tidak mendengarkan pertanyaanku itu. Tapi dia justru menunjuk ke sebuah restoran.

“Kita makan disana saja yuk!” ajak Siwon kepadaku, entah apakah dia sedang mengalihkan pembicaraan atau dia memang tidak mendengarkan pertanyaanku tadi.

“Oh! Iya.” jawabku dengan singkat.

“Oh iya, kamu hubungi ke anak perempuan yang lain kalau kita akan makan disini, dan aku akan menghubungi anak laki-laki yang lain.” pinta Siwon kepadaku. Namun aku hanya menjawabnya dengan senyuman.

30 menit kemudian

“Maaf ya kami terlambat karena ketika kami ingin membayar, kasirnya sangat ramai.” Kata Crystal yang mewakili anak-anak lain untuk meminta maaf kepadaku dan Siwon.

“Ne, gwaenchana. Kami tidak marah.” Kata Siwon melihat kearahku sambil tersenyum. Namun aku hanya bias tersenyum. Bukan karena aku marah kepada mereka, tapi karena aku bingung kenapa Siwon tidak menjawab pertanyaan terakhirku tadi. Merekapun mengambil posisi duduk kemudian memesan makanan.

“Hey Tiffany! Kamu dan Siwon sedang bertengksr ya?” Bisik Suli kepadaku karena ia heran dengan sikapku tadi.

“Aniyo. Kami tidak sedang bertengkar.” Jawabku sambil tersenyum.

“Oh! Atau marah sama kami, karena kami memintamu dan Siwon untuk memesan tempat dan kami dating terlambat.” Bisik Suli lagi.

“Apa lagi itu. Sudahlah jangan membahas hal itu lagi. Lebih baik kamu memesan makanan saja. Aku dan Siwon sudah memesan makanan duluan tadi.” Jawabku untuk mengalihkan pembicaraan.

Kamipun akhirnya bias makan siang bersama-sama, kami sangat menikmati makanan kami masing-masing. Selama makan, tak henti-hentinya aku memandangi wajah Siwon. Aku tak sadar, kalau ternyata anak-anak yang lain memperhatikan aku. Namun mereka diam saja, berpura-pura untuk tidak mengetahui hal ini.

You better run

Run run run run

Handphoneku bordering, segera kulihat handphoneku. Setelah kulihat ternyata ini adalah sms dari mamaku. Isinya adalah :

Tiffany, kamu ada dimana sayang? Kalau bisa pulang sekarang! Ada yang ingin mama dan papa bicarakan sama kamu. Ini masalah penting.

Setelah membaca sms dari mama aku langsung berpamitan kepada teman-temanku yang sedang menikmati makanan mereka.

“Chingu, mianhaeyo. Aku harus pulang sekarang. Orang tuaku memintaku pualng sekarang. Ada hal penting yang ingin mereka katakana kepadaku” kataku sambil berdiri.

“Ne, Tiffany, gwaenchana. Annyeong.” Kata Sunny sambil melambaikan tangan. Aku pergi meninggalkan mereka, sambil melihat kearah Siwon. Teman-temanku melanjutkan makan siang mereka.

Sesampainya dirumah

“Aku pulang.” Kataku memberi salam.

“Oh! Sayang, kamu sudah pulang.” Jawab mamaku.

“Ma, ada apa?” tanyaku dengan penasarannya.

“Kamu ganti baju dulu, nanti mama dan papa tunggu diruang keluarga.” Pinta mamaku. Akupun menurut, aku pergi keatas menuju kamarku, kemudian aku mengganti pakaianku. Dikepalaku masih dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan ini.

20 menit kemudian

“Ma, pa, ada apa? Ada hal penting apa yang ingin kalian bicarakan kepadaku?” tanyaku penasaran kepada kedua orang tuaku.

“Tiffany dengarkan papa dan mama ya. Papa mempunyai bisnis disini, dan papa akan membuka cabang bisnis papa di Amerika.” Kata papaku seolah sedang membujukku untuk mengikuti sebuah permintaannya kepadaku.

“Iya, lalu pa?” Tanyaku penasaran.

“Papa dan mama memutuskan, kita semua untuk pindah ke Amerika.” Lanjut papaku.

“Uri?” Tanyaku penasaran.

“Iya, kita. Mama, papa, Victoria, dan kamu. Kita semua akan pindah ke Amerika.” Kata mamaku mencoba untuk meyakinkan aku.

“Apa ma? Tapi itu tidak mungkin ma. Aku sudah sangat nyaman tinggal disini. Aku juga sudah menemukan teman-teman terbaikku disini. Aku sudah mendapatkan teman yang semuany sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri ma. Bahkan teman seperti ini belum aku dapatkan sebelumnya ma.” Kataku sambil menangis.

“Tapi kamu juga akan mendapatkan teman sebaik mereka disana, sayang.” Kata mamaku sambil menghapus air mataku mencoba untuk meyakinkanku sekali lagi.

“Sireo.” Kataku sambil menangis, meninggalkan kedua orang tuaku menuju kekamarku. Tak lama kemudian kakakku, Luna masuk kekamarku.

Tok! Tok! Tok!

“Masuk pintunya tidak aku kunci.” Kataku mencoba berhenti menangis.

“Tiffany, waeyo?” Tanya kakakku sambil datang kearahku.

“Eonni. Kenapa kita harus pindah ke Amerika?” Tanyaku mencoba menghentikan tangisku.

“Na do mollaso. Tapi yang jelas ini semua juga demi kebaikanmu. Sudahlah jangan menangis lagi. Besok siang kita akan berangkat. Jadi kemaskan barang-barangmu sekarang!” Ajak kakakku.

“Bo rago eonni? Besok?” Tanyaku bingung.

“Iya, kita akan berangkat siang esok. Kamu tidak diberi tahu?” Jawab kakakku. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku bingung kenapa orang tuaku mengatakan hal ini secara mendadak. Orang tuaku belum pernah mengatakan hal ini sebelumnya kepadaku, pikirku. Tanpa berpikr panjang, aku langsung mengambil handphoneku. Aku bermaksud untuk menghubungi Taeyeon, namun ia tidak bisa dihubungi karena handphonenya tidak aktif. Akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi Sooyoung.

“Yeoboseo.” Kata Sooyoung.

“Sooyoung odiseyo?” Tanyaku dengan suara sedikit tergesa-gesa.

“Dirumah. Waeyo?” Tanya Sooyoung.

“Ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu.” Kataku kepada Sooyoung.

“Baiklah, aku akan kerumahmu. Aku juga ada hal penting yang ingin kubicarakan ke kamu.” Kata Sooyoung dengan nada yang serius. Aku menutup telepon Sooyoung. Sambil menunggunya, aku membereskan barang-barangku, memasukkan semuanya kesebuah koper yang besar. Dan aku juga embuat sebuah video perpisahan untuk teman-temanku karena aku sudah tak punya banyak waktu lagi.

1 jam kemudian

“Sooyoung.” Kataku memulai pembicaraan.

“Tunggu. Aku akan bicara duluan.” Kata Sooyoung yang tiba-tiba menghentikan pembicaraanku.

“Sebenarnya aku menyukai Siwon. Aku tahu kamu juga menyukainya. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaaku. Jadi kumohon jangan terlalu akrab lagi dengannya karena itu membuatku sedih” Kata Sooyoung sambil memegang tanganku. Sambil menangis aku memeluk erat tubuh Sooyoung.

“Waeyo? Aku tahu kamu kecewa padaku.” Tanya Sooyoung heran.

“Aniyo. Sebenarnya aku akan pergi ke Amerika besok siang.” Kataku sambil menangis.

“Bo rago?” Tanya Sooyoung terkejut.

“Sooyoung aku tak punya banyak waktu lagi. Awalnya aku juga terkejut. Tapi inilah pinta orang tuaku. Ini adalah video perpisahan yang kubuat untuk kalian ketika aku sedang menunggumu.” Kataku sambil memberikan sebuah CD kepada Sooyoung.

“Sooyoung mianhaeyo. Kuharap kamu bisa menjaga Siwon.” Lanjutku sambil memegang tangan Sooyoung. Sooyoung memelukku dengan erat sambil menangis. Sooyoung memberikanku gelang kesayangannya sebagai kenang-kenangan untukku. Aku memintanya pulang. Sooyoung pulang dengan wajah yang sedih. Hari sudah arut, sehingga aku harus tidur sekarang. Ku harap mulai besok, aku bisa menerima semua ini.

Keesokan harinya disekolah

Sooyoung’s pov

“Chingu ada yang ingin kutunjukkan kekalian.” Kataku meminta perhatian mereka semua. Merekapun duduk ditempat mereka masing-masing.

“Hari ini Tiffany akan ke Amerika. Jadi dia membuat video ini untuk kita semua.” Kataku sambil memasang video dari Tiffany. Isi videonya adalah:

Chingu. Annyeong. Kalian pasti sedang istirahat ketika melihat rekaman video ini. Aku tahu ini pasti sangat tiba-tiba untuk kita semua. Aku juga terkejut ketika mengetahui ha ini. Orang tuaku untuk ikut dengan mereka ke Amerika. Dalam video ini aku mau mengucapkan terima kasih kepada kalian semua karena kalian sudah mau berteman denganku selama ini dan membantuku jika aku memiliki masalah. Dan aku juga mau minta maaf kepada kalian semua karena mungkin perkataanku pernah menyakiti kalian dan tingkah lakuku pernah membuat kalian kesal. Mungkin hanya ini yang bisa kusampaikan ke kalian semua. Satu kalimat yang ingin kuungkapkan untuk kalian semua., “YOU ARE MY BEST FRIEND”. Chingu annyeonghi gaseo.

Setelah melihat video ini, semua teman-temanku terlihat murung semua. Suasana istirahat yang awalnya ramai, kini menjadi sepi. Aku melihat Siwon berlari dengan cepat. Aku sedih melihat Siwon karena sesungguhnya aku tahu kalau Siwon juga menyukai Tiffany, seperti Tiffany menyukainya.

Dibandara Incheon

Tiffany’s pov

“Ma, aku ketoilet dulu ya.” Kataku kepada mama.

“Hey Tiffany!” teriak sesorang yang suaranya seperti Siwon sedang memanggilku, namun aku pikir itu tidak mungkin. Namun ketika aku menoleh kebelakang, aku terkejut ternyata itu benar-benar Siwon.

“Kenapa seperti ini, wae? Wae?” Kata Siwon sambil memegang tanganku.

“Mian, aku harus pergi sekarang. Annyeong.” Kataku sambil melepaskan tangan Siwon. Namun ketika aku mau pergi, dia menarik kembali tanganku dan memelukku dengan erat.

“Aku menyukaimu Tiffany. Kenapa kamu harus pergi? Tanya Siwon kepadaku.

“Bo rago? Kamu menyukaiku. Kataku dengan heran sambil melepasak pelukannya.

“Tiffany-ssi, jangan pergi! Tetaplah disisku. Jadilah kekasihku. Aku tak mau kau pergi meninggalkanku.” Kata Sieon sambil menatap mataku dengan serius.

“Jinjjayo?” Tanyaku masih tidak percaya.

“Geurom.” Jawabnya.

“Siwon, tapi aku harus pergi ke Amerika. Ini permintaan orang tuaku, aku tak mungkin menolaknya. Aku juga tak tahu kapan aku akan kembali dari Amerika.” Kataku dengan sedih.

“Joa, aku akan menunggumu. Tidak tahu harus erapa lama. Aku akan tetap menunggumu.” Kata Siwon.

“Joa, gidariseyo. Aku janji, aku akan kembali untukmu. Siwon aku harus pergi sekarang.” Kataku menghentikan pembicaraan. Siwon mengantarku ke pintu masuk pesawat sambil memegang tanganku. Didepan pintu masuk Siwon memelukku dengan erat untuk terakhir kalinya. Aku masuk, aku melihatnya tersenyum sambil melambaikan-lambaikan tangannya kearahku. Aku janji, aku akan kembali. Untuknya dan untuk semua teman terbaikku.

The End

***

Annyeong kembali lagi dengan Young Hee disini. hehehe

sekedar info, bagi yang mau lihat ff apa ja yg aku publish bisa di update di blogku, berhubung aku tidak mengerti tentang wordpree jadi aku pake blogspot, ni alamatnya:

http://ameliafanfiction.blogspot.com/

Gomapta

Annyeonghigaseooooo

Satu tanggapan

  1. ONNIEEEE!! *teriak pake toa masjid sebelah*
    FF-nya ngegantung nih T.T
    Buat sequelnya donk~~
    Okee?? Ceritanya seru kok..
    Alurnya aja sedikit kecepetan..
    Ditunggu cerita author yang lain!!
    Hwaiting 😀

Comment Please ^^ Don't Be Siders okay ;)